Minggu, 09 Juni 2013

Ramadhan yang Dirindukan

Ramadhan tinggal menghitung hari, ada debaran asing di dadaku, ada perasaan bahagia yang tak terkatakan, ada wajah yang memerah membayangkan beberapa puluh hari ke depan akan seperti apa.

Entahlah, mungkin bukan hanya aku yang merasakan hal yang sama. Si dia, dia dan diaaa mungkin juga merasakan apa yang aku rasa saat ini, bahagia menanti bulan penuh berkah itu.

Ada yang dirindukan dari Ramadhan, banyak hal. Aku rindu di mana orang-orang di sekeliling senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, masjid-masjid diramaikan oleh para pengejar amalan, menjaga lisan adalah suatu keharusan, dan membelenggu diri dari hal-hal yang diharamkan.

Aku rindu suasana di saat Ramadhan; saling mengingatkan sudah sampai mana hafalan, sudah di juz berapa kah tilawahnya, bagaimana dengan program berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

Amalan-amalan sunnah seakan menjadi santapan sehari-hari. Suasana rumah begitu terasa hikmatnya, sayup-sayup terdengar suara ayuk yang sedang tilawah dari teras atas, ada ibu yang selalu siap dengan bermacam hidangan untuk berbuka. Tertawa bersama ketika sahur, bercerita ini dan itu, lalu shalat Subuh berjamaah. Aaaah,...

I'tikaf. Nah amalan sunnah satu ini adalah yang paling aku rindukan, dan slalu dinantikan saat Ramadhan. Menghabiskan malam-malam akhir Ramadhan di masjid bersama teman-teman yang lain, merasakan begitu tenangnya hati saat keimanan sedang baik-baiknya.

Ada yang bahkan tidak tidur, terus-menerus melakukan shalat malam dengan air mata yang tumpah ruah. Sesegukan dalam sujud. Aku yang mendengarnya dengan mata setengah tertidur ikutan menangis, juga dengan sesegukan.

Ada keluarga kecil yang membawa serta anak-anaknya ke tempat itu, mengajarkan sedini mungkin kepada mereka tentang indahnya Ramadhan. Membuat lingkaran kecil saat makan sahur, ada si kecil dengan jilbab berantakan, mata sayu, menyantap makanan seakan disuruh minum racun. Hanya bisa menahan ketawa melihat tingkahnya itu, :)

Ada si Dwi yang asyik membaca al qur'an dengan kaki yang terusan merasakan dingin yang sangat, ketika ditanya sudah berapa lembar, dia menjawab sudah 3 juz. Aku yang tadinya berguling-guling malas langsung duduk dan segera sibuk dengan al qur'an, juga meminta dia beristirahat sebentar. Biar gak ketinggalan maksudnya itu, :D

Aaaaah, aku rindu semua itu. Rindu serindu rindunya, sepertinya hatiku berdarah-darah *lebay* untuk menantikan saat-saat itu bisa terulang kembali. Dan, sepertinya tak ada yang berbeda dengan Ramadhan tahun ini. Kita masih bisa menjalani bersama, ya kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar