Jumat, 30 Agustus 2013

#TumblrQuote


Aku, Kamu dan Kita

"Kehadiranmu menguji ketaatanku, kehadiranku menguji keimananmu. Aku ujian bagimu, dan kamu ujian bagiku." - @pewski

Begitu seterusnya cara Tuhan, memantaskan aku dan kamu untuk semua urusan, terlebih soal hati.

Dia menjaraki aku dan kamu, menjadikan kita sepasang insan yang tak saling menyapa. Hingga jemariNya menyatuhkan kita dalam genggaman keridhoanNya, aku dan kamu akan menjadi 'kita' dalam sebuah taman indah yang Dia suka.

Baik-baiklah di sana, di tempat yang tak ku tahu di mana.

Untuk seseorang, yang slalu hadir dalam do'a-do'a yang tak bernama; kamu.


Agustus, hari ke tiga puluh

-perempuan berkerudung hitam-

Senin, 26 Agustus 2013

Hari Bahagianya

Seseorang pernah berkata, "Kita sibuk membantu orang-orang yang dekat dengan kita mempersiapkan sgala keperluan pernikahannya, eh pas nanti kita mau nikah, dianya malah gak bisa bantu apa-apa, karena udah pergi jauh atau mungkin sudah sibuk dengan dunianya sendiri."

Lalu seseorang lainnya menimpali, "Makanya luruskan niat saat berbuat, apapun itu dan dalam hal apapun juga. Niat yang lurus bermuara dan berujung pada Allah, maka ridhoNya juga rahmatNya akan mengiringi di tiap waktu dan langkah kita saat kita berbuat."


Dan akupun berpikir, adalah menyenangkan bisa membantu seseorang menyiapkan ini dan itu, membahas ini dan itu seputar 'Hari Perayaan Cintanya'. Meski kadang suka ikutan pusing dan capek, tapi kalo melihat senyum bahagia dan wajah yang penuh rasa syukur (karna memiliki kita dalam hidupnya), semua kepenatan itu serasa hilang seketika. :)

Lagian juga, kenapa harus berharap pada 'makhluk' untuk membalas apa yang udah kita lakukan. Meskipun mereka bisa membalas, balasan itupun seringnya tidak seperti apa yang kita harapkan. Karena manusia hanyalah insan yang slalu nampak salah dan kurang dalam pandangan manusia lainnya.

Berharap saja, Allah akan memberikan kita balasan dari apa yang telah kita lakukan. Bukankah balasan yang Allah berikan akan jauh berkali-kali lipat dari apa yang pernah kita lakukan, kepada orang lain. Mungkin bukan orang yang kita bantu yang akan membantu kita di saat kita butuh bantuannya, tapi orang lain, orang lain yang jauh lebih bisa membantu kita di saat yang tepat.


Yak, bulan-bulan ini lagi ikutan rempong ngebantu pernikahan ayukku tersayang. Dari awal proses; tukar data, ta'aruf pribadi, ta'aruf keluarga, bahas tentang mahar, lamaran, akad juga resepsi. Semuanya kita bahas sama-sama.

Kadang suka mikir, ini ayuk nanya ini dan itu sama aku, kaya akunya udah pengalaman ajah. Padahal kan aku belum pernah ngalamin proses itu sekalipun, pengetahuan tentang pernak-pernik pernikahan itu didapet dari buku, artikel juga pengalaman bantu temen-temen yang udah nikah. Cuma itu. Apa gak takut yak kalo jadi 'sesat' gara-gara aku, HaHaHa. >,<

Sabtu, 24 Agustus 2013

#AwasPHP

  • PHP itu adalah Pemberi Harapan Palsu. Suka tepe tepe sama lain jenis dan dijanjiin nikah. Tapi palsu #AwasPHP 
  • PHP biasanya terjadi karena si akhwat lugu, dan si ikhwan belagu #AwasPHP 
  • Karena keseringan komunikasi atas nama dakwah, lalu muncul sebuah celah. Akhirnya lengah. Imannya terluka #AwasPHP 
  • Siapa yang salah? Dua duanya salah. Ikhwan kepedean, si akhwat mudah percaya #AwasPHP
  • Penyebabnya apa? Karena kurang tsiqah sama Allah. Janji manusia dianggap luar biasa #AwasPHP 
  • Penyebabnya apa? Karena takut kehilangan dia, yang sudah telanjur nyangkut di tiang jemuran hati kita. #AwasPHP 
  • Penyebabnya apa? Karena kurang yakin sama Allah. Ngerasa pilihannya itu sudah paling luar biasa. #AwasPHP 
  • Penyebabnya apa? Karena ikhwan merasa boleh main kapling hati seenaknya. Dan si akhwat mempersilahkannya #AwasPHP 
  • Maka kalau sudah mulai terasa ada celah menganga di hati, segera istighfar sebagai penutup lobangnya #AwasPHP 
  • Tapi kalau nekad dibiarkan masuk rasa itu, dua duanya bisa saling menikmatinya. PHP dimulai! #AwasPHP 
  • Ironisnya, Ikhwan hanya tebar janji. Tanpa bukti. Akhwat setia menunggu di kursi. Pegel deh! #AwasPHP 
  • Sehingga ladang dakwah ternodai. Berganti dengan ladang kapling hati. Siapa mengapling siapa #AwasPHP 
  • Lagian hati dikapling, gimana pasang patoknya. Dijual atau dikontrakkan? #AwasPHP 
  • Gara gara PHP fitnah merajalela. Aktivis tercoreng muka. Pelaku satu dua, yang lain kena getahnya #AwasPHP 
  • Gara gara PHP, Jodoh yang datang melamar harus tertolak oleh janji yang sudah dipasang. Menunggu yang tidak pernah datang #AwasPHP 
  • Kenapa pria melakukan PHP. Karena dia butuh banyak cadangan. Bila dengan ini gagal bisa dengan cadangan berikutnya #AwasPHP 
  • Mengapa wanita mau diPHP in. Karena kalau sudah percaya, wanita rela menanti sampai kapan saja #AwasPHP 
  • PHP inilah yang bikin GALAU yang suka membuat ikhwan dan akhwat meracau. Niat dakwahnya menjadi kacau. #AwasPHP 
  • PHP ini menyiksa pelakunya. Sudah cinta tapi tidak segera dihalalkan. Hanya makan janji berbulan bulan #AwasPHP 
  • Bagi lelaki mudah dia berjanji. Tapi bagi si akhwat janji itu adalah pegangan terakhirnya #AwasPHP 
  • PHP membuat hati lelah. Lelah menunggu orang yang ga pernah berniat datang menghampiri. #AwasPHP 
  • PHP membuat nyesek. Menanti orang yang tidak pernah berpikir akan datang menikahi #AwasPHP 
  • PHP dahsyat, bisa merobek robek kehormatan. Mengusutkan jenggot ikhwan dan membubarkan kain panjang jilbab perempuan #AwasPHP 
  • PHP itu nagih. Saat ngerasa bisa ngasih Janji, setiap ada yang cakep dikasih janji dinikahi #AwasPHP 
  • PHP harus diperangi. Ingatkan ikhwan akhwat yang terlena oleh dosa dan kemaksiatan jenis ini #AwasPHP 
  • PHP hanya malah mengotori hati. Hati yang harusnya perawan, menjadi ternoda oleh janji manis seorang ikhwan. #AwasPHP 
  • Korban PHP sudah banyak, tapi anehnya masih saja ada akhwat yang mau ngantri #AwasPHP 
  • Banyak yang rela menggalau. Hanya karena takut kehilangan dia yang super berkilau.#AwasPHP 
  • Jadi kalau kamu pelaku PHP, segeralah selamatkan hatimu. Back to Allah is the best Answer #AwasPHP
Ust. Burhan Sodiq @burhansodiq

Kamis, 22 Agustus 2013

Mencuci Waktu


Ini jam tangan hadiah ulang tahun ke-24 dari ayah, aku suka banget makenya. Walaupun dianya suka muter-muter gak jelas di pergelangan tanganku yang kurus itu, tetep ajah betah makenya. Ini sebenernya udah dikecilin waktu pertama kali diterima, tapi yah tadi, saya mengalami penurunan berat badan. Jadinya gak pas lagi deh. >,<

Nah, jam tangan ini beberapa waktu yang lalu ikut kegiling di mesin cuci. Karna waktu itu pulang dari liburan, jamnya aku letakin di saku jaket. Jaketku yang udah kumel itu gak tahan lagi mau dicuci bersih, yah langsung ajah dia dicemplungin ke mesin cuci tanpa diperiksa terlebih dahulu.

Alhasil, dia berembun dan sehari berikutnya gak mau jalan lagi. Kesian. :(

Sebenernya ada garansinya sih dan masih berlaku, karna belum satu tahun juga. Tapi ya itu, agak males aku ngebenerin pake fasilitas garansi. Pasti agak lama, pasti agak ribet, dan ke tempatnya itu agak jauh juga. *pengalaman ngebenerin BB-ku dulu* | Yah palingan aku ke service jam di pasar aja lah, deket sini. Karna udah kangen juga sih make dia di tanganku. Kamu, kangen aku juga gak? :p

Rabu, 21 Agustus 2013

Terjatuh...

Jika tak pandai-pandai memperhatikan langkah saat berjalan, jika tak hati-hati mengatur kendaraan saat melaju, jika tak kuat-kuat kaki menopang beban, kau akan terjatuh, jatuh.

Jatuh adalah peristiwa di mana kau tak bisa merencanakan kapan dan di mana kau akan menjatuhkan dirimu, pada tempat seperti apa dirimu akan terjatuh, kau takkan pernah tau. Karena hal itu bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan, bukan sesuatu yang terjadi dengan kesengajaan.

Kau mungkin berjalan dengan penuh kehati-hatian, dengan tatapan yang tak henti melihat ke sekitarmu, menjaga dengan sangat ketat agar kau takkan terjatuh. Tapi, jika kau harus jatuh, kau tetap akan jatuh. Seketat apapun kau menjaganya, sehati-hati apapun kau melangkahkan kakimu.

*serius amat sih gue*


Yah, intinya pas liburan kemarin aku dan seorang teman perjalananku terjatuh di Perbatasan Gunung Dempo ke Puncak. Itu karena kakiku gak cukup panjang untuk bisa menapakkan dirinya ke jalan, karena kebetulan motor yang kami naiki itu agak tinggi dan berada di pinggiran aspal. Jatoh deh, -___-"

Sumpah, malu gilak aku di sana. Huaaa, rasanya mau sembunyiin ini muka ke balik gunung. Biar gak ada yang ngenalin, hikzzz. Ditambah pas jatuh itu aku dan temenku itu ditolongin sama orang-orang di sekitar tempat itu, dan rata-rata mereka itu laki-laki. Ada adek-adek ikhwannya juga, ikut ngebantu pula. Cobalah yah mereka itu pura-pura gak tau aja, saya kan jadi maluuuu. >,<

Jadi sepanjang perjalanan di sana, ada satu adek ikhwan yang ngeledekin mulu, 'hati-hati Mb Aci, nanti jatuh lagi. hahaha' | Iiiiih, rasanya mau dilempar pake sandal tuh anak. Saya kan jadi gak leluasa mau ke pinggir-pinggir, karena diteriakin kalimat itu terus. -___-"

-selesai-


Andai orang-orang mau sedikit berfikir, di dunia ini mana ada sih orang yang ingin terjatuh dan mengalami luka atas dirinya. Semua terjadi tanpa sengaja, tanpa bisa kita mengulang kembali waktu agar kejadian itu tidak terjadi. Yang terbaik hanyalah berupaya sebisa mungkin untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama, terjatuh pada tempat yang sama, merasakan sakit karena perkara yang sama. Ini dalam hal apapun. :)

[sedikit] Tentang Liburanku

Berawal dari bincang-bincang singkat saat i'tikaf, bersama seorang teman kampus yang tinggalnya di Kota PagarAlam. Fauza namanya, dia kebetulan sedang main ke Palembang dan menyempatkan diri ikut i'tikaf. Kita kaya lagi reuni gitu deh, banyak temen lama yang juga ada di masjid itu. Seru lah. Tapi ya itu, tilawahnya banyak diganti sama ngobrol-ngobrol, kita ngobrolnya di teras masjid tapinya loh.

Nah dia ini nawarin buat liburan ke tempatnya, kontan saja aku langsung kegirangan. Karena rencana buat liburan selalu gagal dan gagal. Ada ajah halangan yang ngebuat aku harus ngebatalin rencana liburanku. >,<

Di sana juga ada beberapa adik tingkat yang tertarik untuk ikutan. Dan kita mulai deh ngerencanain ini dan itu. Hmm, jujur aja sih aku gak begitu yakin kalo rencana ini akan berakhir dengan baik. Hehe..

Aku ngajakin si Dwi buat ikutan, tapi aku tau kemungkinan dia untuk ikut hanya 10% persen saja. Dia agak susah dapet izin pergi-pergi jauh dari orang tuanya. Makanya gak terlalu berharap banyak kalo dia bisa ikutan.

H-1 rencana kepergianku, tapi masih gak ada kabar apapun. Ini alamat gak bakal jadi lagi, pikirku. Eh iseng-iseng buka facebook, ternyata adik tingkatku itu ngetag aku di statusnya. Dia beneran bisa ikut ternyata, juga dua temannya yang lain. Aaaaah, love yu love yu love yu dehhh. :*


Aku langsung heboh ngehubungin temenku di Pagar Alam, pesen kursi bus, nyiapin ini dan itu. Yang jelas hal yang paling ribet itu nyiapin pakaian selama di sana, tau sendiri akhwat itu paling ribet. Harus bawa baju/gamis, rok, jilbab, lapisan jilbab, jilbab instan (bergo), kaos kaki, manset, dan yang lain-lainnya.

Dan, taraaaa! Tanggal 12 Agustus aku sama tiga adik tingkatku akhirnya berangkat jalan-jalan, kita berempat naik bus, duduk paling depan dan paling heboh pokoknya. Hahaha..

Ini pertama kali aku pergi berlibur dengan orang-orang yang gak begitu akrab denganku. Karena sebenernya aku itu baru lumayan akrab dengan adik-adik ini sejak i'tikaf beberapa malam terakhir Ramadhan, nomer hapenya ajah aku belum punya. Dan merasa ada yang agak janggal, masa iya aku liburan sama bocah-bocah ini. Apa aku udah gak punya temen lain yang seusia yak?! >,<

Tapi, semua gak jadi masalah. Selama di sana, kita beneran bisa menikmati liburan kita. Bersama mereka, sangat menyenangkan. Jalan-jalan ke Gunung, bukan sampe puncaknya tapi. Kita naik motor ke sana, pinjem motornya Fauza. Subhanallah, view nya keren banget. Ada perkebunan teh yang menghijau di pelataran kaki gunung, jalanan yang berliku serupa ular raksasa yang melingkari Gunung Dempo. Fabiayyi alaaa irobbikuma tukadziban. Coba ada kamu, pasti makin seru. :p



Kita juga mampir ke Air Terjun, ada dua air terjun yang kita datangi. Waktu ke sananya seru banget, eh pas mau pulangnya sungguh tidak menyenangkan. Aku dan temen-temen harus menaiki ratusan anak tangga yang tingginya gak kira-kira, menurut aku sih. Yang jelas sesampainya di atas, kita udah kaya lari berapa kilometer aja. Ini kaki pada pegel semua, beneran. -__-"


Walaupun kaya gitu, kita tetep seneng kok bisa berkesempatan berkunjung ke sana. Airnya itu loh, dingin gilak. Aaaah, pokoknya gak kapok deh main ke sana. Mandi di sungai, siram-siraman, terus makan siang di bebatuan.


Next time, ke mana lagi kita???

Selasa, 20 Agustus 2013

Gara-gara Facebook

Kamu punya akun facebook? Saya juga punya, dua malahan. Hehe...

Dulu aku itu termasuk salah satu pencinta berat situs jejaring sosial satu itu, hampir di tiap hal penting yang aku lewatin aku share di FB lewat status-status, yang kalo sekarang ngeliatnya ngerasa agak alay. Hahahaha..

Walaupun ada twitter, facebook tetap menempati ruang sendiri dalam hati masing-masing orang, termasuk aku. :)

Aku punya banyak 'teman' di facebook, dari ribuan teman yang aku miliki di sana paling hanya beberapa persennya saja yang bener-bener pernah berkomunikasi dan melakukan interaksi, baik itu lewat chatting, saling kirim di wall, comment, like atau share status. Selebihnya, aku dan mereka bisa dianggap 'tidak berteman'.

Nah. Gara-gara facebook, aku punya banyak teman baru. Kita gak cuma berteman di dunia maya loh, tapi juga sampai ke dunia nyata. Aku punya banyak kenalan yang sekarang menjadi teman baik, gara-gara facebook. Yah, facebook hanya medianya. Yang mengatur sgalanya tetap Allah donk, dengan skenario terbaik yang DIA tuliskan. :)

Ari namanya, dia seorang mahasiswi kebidanan di Jogja. Aku sempat nulis status tentang Jogja, dan diapun langsung meminta nomer henpon via inbox dan mengajak kopdaran. Dalam waktu yang relatif singkat, aku bertemu dengannya di Malioboro. Saat itu dia memberiku sebuah jilbab warna ungu yang sangat cantik, dan aku hanya bisa memberinya sebungkus kemplang Palembang. -___-" #GakSepadan

Lalu ada Fikri, aku biasa menyapanya dengan Ipi. Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu, dan sampai sekarang kita tetap kontak. H-3 lebaran kemarin, dia mengirimiku beberapa buah tangan dari liburannya di Jogja. Dia itu tinggal di Wonosobo, tapi sering banget main ke Jogja. Ada batik warna pink, sandal lucu, juga dua kotak manisan Carica yang ia kirimkan. Gadis berlesung pipi dan bertubuh mungil itu, sungguh membuat aku speechless deh.

Gak cuma yang jauh, aku juga punya beberapa teman di Palembang yang kenalnya lewat FB. Ada mb Dewi, yang kini udah aku anggap sebagai mbaku sendiri. Orangnya baik banget, care lagi sama adek-adeknya. Juga anak-anak sekampus, yang gak akrab di kampus tapi kita berteman baik di FB. Sempet kopdaran sama mereka-mereka ini, makan-makan, poto-poto, saling tukar kado, aaaah sukaaaa. >,<


Maka, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan Ci? 
Setelah diberi manisnya ukhuwah sebagai hadiah, 
apa masih harus mencari alasan untuk tak bersyukur.

Ingin Menjaganya

 Hati saya hanya satu, 
maka sudah selayaknya 
saya berusaha keras 
agar ia tetap terjaga dengan baik. 

Semoga kamu mengerti, 
ketika saya bersikap tegas, 
itu tak berarti saya orang yang jahat. 

Saya hanya mencoba menjaga,
apa yang harus saya jaga. 

Karena kamu, 
mungkin takkan pernah peduli 
bila nanti hati saya kan tersakiti.

-gadis bermata cokelat-

[Kembali] Sendiri

Entah sejak kapan saya mulai terbiasa melakukan sesuatu seorang diri, tanpa berharap akan ada seorang teman dekat yang akan menemani. Pergi ke toko buku sendiri, mencari-cari sepatu cantik seorang diri, makan es krim juga sendiri.

Mungkin terlihat agak menyedihkan yah? Seperti gak punya teman, seperti seseorang yang diabaikan dari pergaulan. Apapun itu, yang terpenting saya menikmati saat-saat itu.


Sendiri membuat saya lebih bisa menghargai arti kebersamaan, bahwa kebersamaan adalah satu dari banyaknya hal berharga yang patut disyukuri. Nikmat Tuhan yang tak tergantikan, baik itu bersama keluarga atau sahabat-sahabat dekat.

Awalnya saya slalu ingin melakukan ini dan itu bersama seorang teman, siapapun itu. Tapi kemudian saya berpikir untuk tidak terlalu berharap pada seorang insan, meski ia bergelar sahabat dekat. Saya hanya tidak ingin kecewa, jika ternyata dia tidak slalu bisa membersamai saya, di saat saya inginkan ia ada.

Dan, saya pun mulai terbiasa dengan kesendirian saya. Saya merasa jauh lebih mandiri, tidak tergantung pada kehadiran teman-teman saya. Saya bisa pergi berlibur dengan orang-orang baru yang saya kenal, saya bisa menjalani i'tikaf dengan banyak teman baru yang gak kalah menyenangkan, saya merasa mempunyai lebih dari sepasang sayap hingga bisa terbang sebebas saya bisa.

Yang jelas, di hati dan benak saya, saya gak pernah terlalu berharap lagi akan kehadiran orang yang saya harapkan. Saya pun jadi bisa lebih mengontrol diri saya, tidak semua hal harus saya bagikan kepada orang-orang terdekat. Tidak semua waktu harus saya habiskan bersama mereka. Saya butuh waktu untuk diri saya sendiri, untuk mengetahui apa yang sebenarnya saya inginkan.

Karena pada akhirnya, kita semua akan kembali sendiri. Tanpa ada teman yang akan menemani, tanpa ada suara yang akan berbicara bersama kita, tanpa ada telinga yang akan mendengar apa yang dikatakan. Yah, kita akan kembali padaNya, seorang diri, sendiri.

Buku Kecil


Cobalah untuk menuliskan apa saja yang melintas dalam pikiranmu atau sesuatu yang kau temukan tanpa sengaja, pada sebuah buku kecil. Saat kau dalam perjalanan, berada dalam antrian, menunggu dalam kebosanan. Apapun itu, kata-kata manis, kalimat puitis, atau hanya sebuah tanya yang kau sendiri tak tau jawabnya apa.

Kadang banyak hal manis yang terlewatkan, karena kau lupa menuliskannya. Memorimu untuk mengingat, terlalu sering digunakan untuk mengingat hal yang itu lagi itu lagi. Hingga beberapa ingatan yang cukup penting harus terlewatkan. :)

Izin dan Kepercayaan

Menurut saya ada keterikatan yang cukup erat antara izin dan kepercayaan. Ini dalam hal apapun.


Ayahku termasuk orang yang agak protektif, apalagi menyangkut tentang anak-anak gadisnya. Ayah akan jadi lebih cerewet bertanya ini dan itu, sebelum memberi kata 'IYA' untuk permintaan izin tentang sesuatu.

Dulu, waktu masih sekolah aku hampir tidak pernah mendapat izin berpergian jauh. Ketika ada study tour ke Lampung, yang terhitung tidak jauh pun tetap tidak dibolehkan ikut. Jadinya aku hanya menghabiskan hari-hari (di saat mereka berlibur) dengan mengumpulkan beberapa bahan untuk dibuat makalah, sebagai ganti tidak mengikuti kegiatan itu, sungguh sesuatu yang sangat menyenangkan. -_-"

Sekalinya dikasih izin, biasanya harus bareng temen-temen yang dikenal orang rumah. Pulangnya harus sebelum Maghrib. Gak boleh nginep di rumah temen, walaupun rumahnya itu ada di lorong sebelah. Jadi, aku hanya pernah nginep di rumah keluarga dekat aja.

Itu dulu.

Sekarang?  Jangan tanya, aku bisa berlibur ke manapun aku mau. Selama keluarga tau ke mana, dengan siapa dan berapa lama perginya. Jarang sekali mendengar kata 'TIDAK' untuk tiap permintaan izin yang aku utarakan. Baik ke ayah, ibu ataupun anggota keluarga lainnya.

Tanya kenapa?

Kepercayaan! Yap. Aku rasa satu kata itu menjawab tiap tanya yang dulu sempat hadir dalam benakku, 'kenapa ayah gak ngasih izin?' 'kenapa ibu gak ngebolehin?' 'kenapa cuma kakak yang boleh pergi-pergi?'.

Aku yakin sekali, dulu orang-orang rumah pasti sangat tidak percaya dengan si putri bungsu ini. Makanya izin untuk berpergian tak pernah didapat. Hehehe...

Terhitung sejak aku berhijab, yah sejak aku memutuskan berhijab dan dekat dengan lingkungan yang baik dan terjaga. Sejak itulah aku mendapat izin penuh untuk pergi ke mana-mana, selagi semuanya jelas.

Orang rumah sangat percaya kalo aku bisa menjaga kepercayaan yang mereka berikan. Yah sampai-sampai mereka tidak sekalipun menelpon untuk menanyakan apakah aku sampai dengan selamat, apa aku baik-baik saja di kota orang. Tapi, aku rasa gak gitu juga kali. Gimanapun juga aku ini anak gadis mereka, masa iya mereka gak peduli yak kabar aku gimana. >,<

Sempet iri sama temen seperjalanan, yang sedari mau berangkat sampai mau pulang lagi ke rumah ditelepon setidaknya 3 sampai 4 kali sehari. Aku kan juga mau dikhawatirin kaya gitu. -_-"

Kadang suka heran sama temen yang gak dapet izin i'tikaf, padahal jelas di mana dan ngapain aja di sana. Masa iya untuk ibadah harus dilarang-larang sih, kecuali dia perginya gak jelas ke mana dan mau ngapain ajah. Baru deh boleh dilarang.

Oyah, kalo mau dapet izin sebaiknya kamu jangan sering-sering ngeluh capek lah, pusing lah, sakit ini itu lah. Karena kalo kitanya sering ngeluh, biasanya susah buat dapet izin pergi-pergi. Orang rumah akan jadi lebih khawatir terhadap kesehatan kita ketimbang ke mana kitanya.

Makanya dulu waktu masih di kampus, secapek apapun aku 'main' di LDK berusaha untuk gak ngeluh. Takut nantinya gak diizinin 'main' di sana lagi. Pasti akan disuruh pulang setelah jam kuliah selesai. Alangkah monotonnya hidupku yah, jadi kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). ^^

Kepercayaan adalah sesuatu yang akan sulit kembali kau dapatkan, meski sekali saja kau mengkhianatinya. -Permen Strawberry

*udah lama gak nulis, kangen juga