Sabtu, 27 April 2013

Kebiasaan

Hidup ini sebenarnya terdiri dari kebiasaan dan kebiasaan, setidaknya bagiku.

Terbiasa mencari yang menyenangkan,
ketika dirasa sedang tak ada minat untuk tersenyum.

Terbiasa bercerita pada seseorang,
saat ada sesuatu yang terjadi, pada hari-hariku;
tentang suka ataupun duka.

Terbiasa mengusir sepi,
dengan bercengkrama bersama memori,

Yah, hidup ini sebenernya terdiri dari kebiasaan dan kebiasaan.

Awalnya sungguh tak nyaman,
ketika harus menutup tubuhku dengan pakaian yang diwajibkan,
panas, ribet dan seakan mengikat kebebasan,
lalu kemudian menjadi biasa saja, dan
terbiasa lalu menjadi sebuah kebiasaan.
Menanggalkannya seakan seperti sebuah kemustahilan,
semoga demikian.

Mulanya aku tak terlalu suka memakai jam tangan,
meskipun ada, kadang ia terabaikan,
tertinggal di kamar atau lupa di mana ia diletakkan,
tapi sekarang, tak memakainya seperti ada yang hilang,
ada yang kurang,
kadang membuat hati agak tak tenang.

Semua yang menjadi kebiasaan,
kadang berawal dari sebuah ketidakbiasaan,
atau mungkin ada unsur pemaksaan,
hingga ia mendarah daging menjadi kebiasaan.

Yah, karena hidup ini sebenarnya terdiri dari kebiasaan dan kebiasaan.

Kamis, 25 April 2013

Cerita Tentang si Fatih

Selasa kemarin, bertepatan dengan Hari Buku Sedunia. Aku pergi ke toko buku bareng Dwi, gak ada niat beli buku sih. Cuma mau liat-liat doank, sekalian mau refreshing. *halah, kek lagi banyak pikiran ajah lu Ci*

Pas di tangga mau ke lantai atas, tempatnya buku-buku laris berdiam diri itu. Di dindingnya ada poster Justin Bieber (JB), terus Dwi memulai perbincangan;

Dwi: "Ci, aku liat di FB si JB dibandingin sama Fatih Seferagic. Pilih mana?"
Aku: "Fatih itu siapa?" *dengan ekspresi sepolos mungkin*
Dwi: "Ituh, yang agak mirip sama JB, dia itu hafizh Qur'an, dan bla bla bla..."
Aku: "Emang iya yah? Tau dari mana?" *tetep anteng, sambil nyari-nyari buku yang diincer*

Yah, akhirnya kita ngobrolin tentang si Fatih Seferagic (18y) sore itu sambil ngeliat-liat buku, yang ternyata dia itu banyak dikagumi sama orang-orang. Yalah, masih muda, hafizh, suka jadi imam di masjid-masjid, ganteng pula *ehh *self keplaks* =))

Ini gue ke mana ajah yah? Kok bisa gak tau ada berita kek gini, ternyata gue baru menyadari betapa tidak gaulnya gue ini. *duduk di pojokan kamar*

Sepulang dari sana, gue langsung nyari berita tentang si Fatih Seferagic ituh. Dan mendownload beberapa murattalnya, Ar Rahman juga ada. Kebetulan aku suka banget sama surah satu ituh. Suaranya emang bener-bener bagus, dari hati mungkin yah. Jadi ngerasanya enak banget didengerin, bikin mau nangis jadinya *loh

Cukup sekian. Terima kasih. :)

Senin, 22 April 2013

Untukmu yang Biasa Saja


aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang dengan rela mampu membakar ego saat Dewinya sedang terluka.
aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang mampu menyeka keringatku saat sakit menyiksa raga.
aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang di tubuhnya terbaca sikap-sikap lembut namun tetap perkasa.
aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang saat letih kurasa, ia akan berkata ‘kamu tak sendiri, aku ada’
aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang tidak akan pergi saat kesalahan mungkin terjadi berulang kali,
yang mampu mendeskripsikan cinta sebagai wujud pemaafan darinya.
aku meminta pada Tuhan, seorang yg biasa saja,
sebagai pelengkap hidupku yang juga tak sempurna,
agar bahagia, agar tenang kurasa.
aku meminta pada Tuhan, seorang yang biasa saja,
yang juga meminta pada Tuhan untuk seorang yang biasa saja.
seperti aku, seperti dia.

- Tia Setiawati Priatna

Sabtu, 20 April 2013

Tempat Terindah


Ada suatu tempat, yang jika kudengar tentangnya ada debaran dalam dadaku. Tat kala kubayangkan seperti apa tempat itu, pikiranku tak sanggup melompat lebih jauh. Indah, jelas terbayangkan keindahannya. Tapi mungkin, bayangku takkan mampu menyamai keindahan sejatinya.

Lalu, bagaimana bisa kita begitu lalai untuk berusaha mendapat ruang di tempat indah itu. Begitu santai dalam berlomba mendapati diri kita masuk ke tempat itu.

Kita, masih sering bahkan teramat sering terbuai akan keindahan dunia yang takkan sebanding dengan tempat indah itu. Yang nikmatnya dunia ini hanya secuil kecil dari kenikmatan yang nantinya akan kita dapati di sana, di tempat terindah itu.

Syurga. Bukanlah hadiah murah yang bisa dihadiahkan begitu saja. Ada mahar yang harus tertunaikan untuk menggapainya, keimanan. Pun, keberkahan dariNya yang akan menuntun langkah kita memasuki pintu-pintu yang disediakan untuk kita.

Bukan karena kita tapi karenaNya yang mengizinkan. Bukan pula karena ibadah kita, melainkan keridhoanNya lah yang membolehkan kita menghuni tempat terindah itu.

Semoga kita akan bertemu di sana, di tempat terindah dambaan semua insan. Aamiin allahumma aamiin. :)

Jumat, 19 April 2013

Jika Hujan Sore Ini

Senja ini,
kutatap langit yang mulai menghitam,
seakan membawa segumpal beban yang siap ditumpahkan.

Matahari telah menjauh pergi sedari tadi,
menyisakan awan pekat yang menari-nari di atap bumi,
memanjakan hati para penyair dan perindu yang menanti bulir-bulir itu berjatuhan.

Jika hujan sore ini,
aku akan senantiasa setia memanjatkan do'a-do'a pada Sang Penguasa Semesta,
mengirim pesan-pesan cinta yang hanya mampu kuutarakan padaNya saja.

Padamu,
pesan itu akan slalu ada,
aku berpesan padaNya untuk menjagamu dengan baik,
tak hanya membuatmu baik tapi slalu memberikanmu yang terbaik.

Jika hujan sore ini,
pada rintik-rintiknya ada pesan yang kutitipkan untukmu,
tolong jaga baik-baik hatimu, untukku nanti.


*lagi ketularan jiwa penyairnya Mb Tia Setiawati, hohoho

Kamis, 18 April 2013

Why Do We Need Friend?


We need friends for many reasons,
all throughout the four seasons...

We need friends to comfort us,
when we are sad,
and to have fun with us when we are glad...

We need friends to give us good advices,
we need someone we can count on to treat us nice...

We need friends to remember us,
once we have passed, sharing memories that will always last

[Repost: laninalathifa]

Selasa, 16 April 2013

Menyesal?



Menyesal itu hanya milik mereka yang tak yakin pada apa yang menjadi pilihannya, atau mereka yang tak semaksimal mungkin untuk bertahan pada pilihan tersebut.

Tidak ada pilihan yang salah, yang ada hanya pilihan tersebut tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar semaksimal mungkin, tentang hasil itu kembali pada kuasaNya.

Tidak perlu memaksakan kehendak jika ternyata apa yang kita rencanakan tak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, Tuhan pasti memilihkan sesuatu yang lebih baik. Yah, lebih baik.

Setidaknya jika hati kita yang memilih, ia akan mudah berbaikan dengan dirinya sendiri. Mudah untuk menerima juga mencoba memahami tentang apa yang terjadi nantinya.

Ingat! Hidup ini adalah pilihan, dan pilihan kita tidak harus sama dengan orang lain. Karena memang tiap kita mempunyai alur cerita yang takkan pernah sama antara satu dengan yang lain, nikmati saja tiap prosesnya. Anggap sebagai proses pendewasaan, bahwa ternyata kita masih harus banyak belajar dan belajar lagi. :)

Menulislah Nak :)

Kau mau tau nak cara lain untuk mengurai kesedihan?
Selain menangis, kau bisa menulis.

Jumat, 05 April 2013

Malaikat Tak Bersayap

Satu pekan yang lalu saya sempat kurang sehat, sakit lah bahasa kerennya. Jadi selama satu pekan saya istirahat di rumah, gak kerja, gak ke mana-mana.

Saya itu kalo lagi sakit agak manja, pengennya deket-deket ibu mulu. Entahlah yah, kalo dipegang keningnya sama ibu itu langsung ngerasa sembuh deh. Ajaib! Makan juga cuma maunya kalo ada ibu, jadi semuanya ibu. Ibu itu adalah dokter terbaik dan perawat tersabar yang pernah saya temui.

Namanya juga lagi sakit, banyak banget maunya. Pengen makan ini itu, dan semuanya itu berusaha dipenuhi sama ibu. Dibeliin sepulang ngajar atau dibuatin sendiri. Maka nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan? Saya rasanya mau nangis, harus ngebalas ibu dengan apa ya. Bubur dimasakin, karena saya gak boleh makan pedes dan asam. Jadi di rumah itu ibu masaknya sesuai anjuran dokter, saya ngerasa gak enak sama yang lainnya.

Makanya saya harus cepet sehat biar gak ngerepotin orang lagi, lagipula sakit itu gak enak loh. Gak bisa aktifitasan di luar, dijengukin sama temen, ditanyain murabbiyah terus gimana keadaannya. Ngerasa jadi orang kok bikin khawatir orang lain terus, -___-"

Sempet mikir, apa semua ibu akan sebaik itu yah? Apakah saya nanti bisa jadi ibu yang baik juga buat anak-anak saya? Mengingat saya ini yah gini ini, >,<

Wajarlah kalo syurga itu ada di bawah kaki ibu, kita diwajibkan untuk berbakti kepadanya. Dan ibu itu disebut tiga kali oleh Rasulullah sebagai orang yang harus dimuliakan, baru setelahnya ayah. Meski seluruh hidup saya dibaktikan ke beliau, saya gak akan pernah bisa membalas semua yang pernah ia kasih dengan ikhlas kepada saya dan anak-anaknya yang lain.

Malaikat tak bersayap yang Allah kirimkan di dunia ini adalah ibu, yang sejak kita masih di dalam kandungan sudah banyak berkorban. Dan kebetulan saat ini dua orang teman dekat saya sedang hamil muda, dan saya yang cukup dekat dengan mereka bisa melihat bagaimana beratnya perjuangan ibu ketika mengandung.

Gak habis pikir kalo sampai ada seorang anak yang mengusir ibunya keluar dari rumah atau bahkan ada yang memenjarakan ibunya hanya karena ibunya memotong pohon miliknya, seperti yang saya dengar beberapa hari lalu di sebuah berita. Kok bisa yah ini orang seperti itu? Gimana kalo dia diperlakukan seperti itu, oleh anaknya sendiri. Pasti hatinya sakit sekali. :(

Selagi ibu masih ada di samping kita, masih bisa dicium tangannya ketika pergi, masih bisa dicium pipinya ketika kita lagi hepi, masih ada yang suka 'cerewetin' kita kalo lagi bandel, juga selagi beliau masih bisa menerima bakti kita. Baiknya kita senantiasa melakukan yang terbaik untuknya, memuliakannya juga menjaga hatinya agar tak tersakiti oleh sikap kita yang kadang kurang baik terhadap beliau.

Karena bisa jadi kita akan menyesal terus-terusan ketika wanita mulia itu tidak lagi ada di dekat kita, yang hanya dengan do'a kita bisa mengobati kerinduan-kerinduan kepadanya, juga menunjukkan bakti kita sebagai anak yang shaleh. Yah, hanya dengan do'a. Karena tak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk membalas semua yang pernah beliau berikan ke kita.


Hadiah terindah yang pernah ayah berikan ke Aci adalah menikahi ibu dan menjadikan ibu sebagai ibunya Aci. Terima kasih untuk tiap senyum manis itu. Terima kasih untuk semuanya.
Ibu, Aci sayang ibu karena Allah. Kemarin, hari ini dan selamanya.

Kita Berjalan Pada Ketidaksengajaan

Pada waktu-waktu yang tak pernah kita duga,
kita akan berjalan biasa-biasa saja,
santai,
seolah tak ada apa-apa.
Lalu akan sangat mungkin,
kau bertemu aku,
pertama kali,
lewat kehadiran raga, suara,
ataupun kata-kata dalam keindahan bahasa.
Kemudian,
tanpa kau duga,
kau akan jatuh cinta,
dan kau merasa
: tak penting apakah aku merasa yang sama.

Kupikir-pikir,
kita semua selalu berjalan pada ketidaksengajaan,
tak mengira akan ada cinta,
tak menduga akan ada hal istimewa
melalui perjumpaan sederhana.
Namun ketahuilah,
bahkan hal paling sederhana sekali pun,
tak akan luput dari rencana Tuhan,
: Sang Penguasa Semesta.

Tia Setiawati Priatna

Saya suka tulisan ini, suka sekali. Bukan karena kenapa-napa sih, hanya saja tulisannya itu sederhana tapi begitu berkesan. Manis. Yah, anggap saja saya mau ngarsipin buat my future husband, :p | Siapa ya orang yang kelilipan itu, hahaha *plakss*

#CeritaHijrah Part 1

Kemarin ngebaca salah satu artikel tentang cerita hijrah seseorang, jadi tertarik untuk ikutan nulis. Biar gak lupa nantinya, biar ceritanya bisa diinget terus kalo dituliskan. ^^

Jadi begini ceritanya *jiyaaaah. Pertama kali memutuskan untuk menggunakan jilbab dan ingin berubah jadi wanita shalehah *uhuk* itu September 2006, sebelumnya juga niat itu udah ada, tapi slalu aja ada alasan untuk bilang BELOM SIAP. Sampe akhirnya beneran berjilbab di September itu, di awal semester 1.

Aku gak langsung berhijab kaya sekarang, "Semua butuh proses non!". Begitu kataku, dulu. Untungnya prosesku itu gak lama, paling dua bulanan lah merasakan jadi kaya 'hijabers' sekarang ini; pake jeans, kerudungnya dililit di leher, pake kaos sesuka hati.

Di Oktober 2006 aku ikutan kajian yang diadakan oleh LDK, jadinya ikutan halaqah gituh deh. Agak minder sih dulunya waktu ketemu sama mb-mb LDK yang jilbabnya panjang-panjang, jadi ngerasa kaya anak nakal gitu akunya. Padahal udah pake jilbab juga sih, -___-"

Sampe beberapa kali pertemuan aku tetep dengan gayaku itu, juga temen-temenku yang 11-12 lah sama akunya. Murabbiku saat itu menyampaikan materi tentang aurat dan pakaian, yah di sana dijelaskan tentang batasan aurat wanita itu seperti apa dan pakaian yang harusnya digunakan oleh seorang muslimah.

Kain yang menutup dada, tidak transparan, pakaian yang longgar, tidak membentuk lekukan tubuh, tidak menyerupai pakaian laki-laki, juga bukan pakaian wanita-wanita kafir. Yah itulah yang saat itu disampaikan oleh murabbiku dan alhamdulillah masih inget sampe sekarang, amalannya banyak mb itu. Hehehe. Semoga Allah selalu memberkahinya, jadi kangen deh. :)

Sejak hari itu pakaian lamaku 'terpaksa' dijual ke beberapa temen SMA yang emang suka sama baju-bajuku, yah uangnya buat beli rok juga baju-baju layak pakai. Soalnya uang jatah beli baju udah dibeliin baju-baju kuliah yang tadi terpaksa dijual itu. Hihihi.

Where there's a will, there's a way. Karena niatan untuk berhijrah itu begitu kuat, akhirnya banyak sekali cara Allah memberikan pertolonganNya. Aku dikasih banyak pakaian mb-mb LDK yang udah gak dipakai lagi, dan pakaian itu masih bagus-bagus loh, cantik lagi. Ibu juga yang sebelumnya kurang suka aku pake jilbab panjang, eh malah ngajakin ke toko langganannya untuk ngebeliin aku beberapa pakaian baru.

Sekarang saat ngebuka lemari, di sana udah terlipat rapih jilbab, gamis, rok, baju-baju, manset dengan bermacam warna, kaos kaki juga. Berikut dengan aksesorisnya, bros, peniti dan jarum pentul. Dan hampir semuanya itu bukan pakaian yang dulu, karena sebagian udah di'pinjam'kan lagi ke mereka yang membutuhkannya.

Seseorang pernah bilang, "Yah enak sih kamu itu banyak duit, jadi kalo mau berjilbab langsung beli. Langsung bisa berubah total. Kami kan dak punya duit, jadi susah kalo mau pake jilbab kaya gitu." Hmmm, andai mereka tau kalo dulunya aku itu cuma punya 2 lembar jilbab harga 10.000an, 2 rok, juga 3 kemeja. Dan itu dipake terus ketika kuliah, sebelum akhirnya dapet 'hadiah' dari mereka yang dikirim oleh Allah.

Hidup ini memang membutuhkan proses. Bedanya ada yang berlama-lama menjalani proses itu dan yang lainnya melesat untuk menuju proses yang lebih jauh. Mau pilih yang mana itu kembali ke kitanya. Tapi yang perlu diinget, waktu kita itu terbatas. Bisa saja kita takkan pernah bertemu hari esok. Menyesal udah pasti, kenapa kemarin tidak semaksimal mungkin membenahi diri untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. :)

Kamis, 04 April 2013

Kita Itu Istimewa

"Mungkin saya bukan orang yang baik-baik banget, tapi saya bukan orang jahat. Jadi, saya yakin Tuhan tidak akan memberikan saya pada orang yang jahat. Yang bisa membuat hati saya terluka, nantinya." -katanya di suatu senja

Pernah denger kalam Ilahi ini,
"..Wanita baik-baik hanya untuk lelaki yang baik-baik, begitupun sebaliknya.."
Teman saya ini sangat meyakini akan hal ini, begitupun saya. Katanya, mungkin saya bukanlah seseorang yang memiliki banyak ilmu untuk nanti bisa saya bagikan kepada orang lain. Saya bukan orang yang cerdas, yang bisa dibanggakan nantinya. Saya juga tidak memiliki keahlian yang biasa dimiliki wanita pada umumnya, tapi saya ini bukan orang yang jahat.

Saya mungkin masih belum terlalu lancar dan fasih membaca al qur'an, tapi saya mau belajar dan terus berusaha membacanya di tiap hari yang saya lewati. Saya mungkin tidak begitu baik terhadap orang lain, tapi saya berusaha untuk tidak membuat orang repot karena saya. Yah, mungkin saya hanya sebongkah batu bata dalam sebuah bangunan. Yang mungkin tidak begitu penting dan menjadi sorotan, tapi saya ada dan saya turut serta dalam berdirinya bangunan itu.

Hmmm, kadang terdengar ini orang minderan yak? Tapi, saya pernah ngerasain ituh, bahkan sering. Apalagi kalo berhadapan sama orang yang dirasa jauuuuuh lebih baik dalam banyak hal dibanding saya yang penuh kekurangan ini. Mungkin hanya tidak ingin kalimat itu keluar dari lisan orang lain, jadi lebih baik ngomong duluan deh. Hehehehe.

Tapi kita perlu inget loh, Allah itu Maha Adil. Jika kita diberikan kekurangan pada satu hal atau beberapa hal, kita pastinya dilebihkan pada sisi-sisi lainnya. Yang mungkin kelebihan itu jarang bisa kita lihat dan perhatikan, kenapa? Karena kita seringnya berfokus pada apa yang kurang bukan pada apa yang ada di diri kita yang bisa kita explore.

Misalnya saja murid saya, mereka itu agak kurang dalam pelajaran teori di kelas, tapi jago banget di bidang olahraga. Kemarin sempet dapat juara saat lomba O2SN, cabang Sepak Bola Mini dan Takraw. Padahal mereka yang ada di tim ituh rata-rata nilainya kacau, agak kacau maksudnya. =))

Yah, mungkin saja kita bukan orang yang dengan kelebihan yang biasa tampak pada orang lain. Jago masak, cerdas, ahli di bidangnya, hafalannya banyak, lembut, ngomongnya teratur banget dan lain sebagainya deh. Tapi, mungkin kita itu adalah teman yang baik, menyenangkan, lucu juga ngangenin. Simple sih, tapi hal kecil kaya gini bisa membuat orang-orang di sekitar kita merasa bahagia loh. Beneran, soalnya temen-temen saya gituh semua orangnya. ^^

Jadi, gak usah deh pake minder-minderan sama orang lain. Just be your self ajalah! Lagian yah, di jaman modern sekarang ini 'makhluk' kaya kita ini udah jarang ditemuin loh. Hahaha. Yah, mereka yang berusaha menjaga auratnya dengan baik, menjaga interaksinya dengan lawan jenis, rutin mendatangi majelis ilmu, senantiasa memantaskan diri untuk seseorang yang nantinya akan menemani kita dalam perjalanan ini, juga berusaha untuk menebar kebaikan sekecil apapun itu.

Itu adalah anugerah, yang gak sembarang orang yang diberikan olehNya. Maka, beruntunglah kamu duhai ukhti. Gak usahlah khawatir kalo kamu gak pantas untuk seseorang, karena emang hanya orang yang pantaslah yang kelak akan jadi pendamping kamu. Hmmm, tapi tep harus belajar masak yak. Kan kasian nantinya kalo suamimu  harus jadi kelinci percobaan untuk masakanmu, hahahaha. Piss V

dedicated for my best friend