Selasa, 04 Juni 2013

Lembar Amal Yaumi

“Mb, kenapa sih amalan harian kita harus ditulis? Bukannya nanti jatuhnya jadi riya’?”

Seorang adik binaanku bertanya, saat kubagikan lembar amal yaumi yang harus mereka isi di tiap pekan. Dan kuminta untuk mencatat di selembar kertas, tiap amalan yang mereka kerjakan. Berapa kali dalam sepekan mereka tahajud, shalat dhuha, shalat sunnah rawatib, membaca al ma’tsurat, berapa lembar tilawah, olahraga, membaca buku, dll

Dulu aku juga bertanya hal yang sama dengannya kepada murabbiyahku, karena menurutku amalan seseorang itu harusnya hanya dia dan Tuhan saja yang tahu. Gak perlu lah dituliskan dan diketahui oleh orang lain.

Lalu murabbiyahku menjelaskan, para Sahabat Rasulullah SAW selalu dengan lantang menjawab ketika ditanyakan amalan apa saja yang tlah dikerjakan. Dan, Sahabat yang slalu mengangkat tangan adalah Abu bakar. Mereka senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Itu adalah salah satu cara Rasulullah SAW untuk memotivasi para Sahabat.

Awalnya mungkin ada perasaan malu jika catatan amalan kita kosong, ataupun terisi sedikit. Tapi, lama kelamaan kita akan terbiasa, untuk melakukan itu bukan hanya karena malu dilihat oleh murabbi ataupun teman halaqah. Melainkan malu jika amalan kita tidak sebanding dengan banyaknya nikmat yang Allah berikan, amalan kita itu merupakan wujud syukur kita kepadaNya.

Aku jadi ingat di salah satu halaqahku dulu, murabbiyahku slalu merekap lembar amal yaumi di tiap akhir bulan. Dan beliau slalu menyebutkan semua nama lengkap dengan amalannya di bulan itu.

Yah, setibanya di namaku. Rasanya aku ingin sembunyi dibalik lemari, saat amalanku disebutkan. Sungguh malu. Secara kuantitas atau mungkin kualitasnya juga, aku sering tertinggal jauh dari teman halaqahku yang punya 3 anak. Yang otomatis dia itu pasti lebih sibuk dariku, mengurus anak, suami, rumah dan sgala kepentingan rumah tangganya. Sedangkan aku, masih sendiri, hanya mengurus diri sendiri. Kok bisa ketinggalan jauh, waktu-waktuku kuisi apa saja ia?

Jadi kebayang, bagaimana nanti ketika di akhirat. Saat catatan amalan kita disebutkan di hadapan semua manusia, amalan baik akan membuat kita selamat, dan amalan buruk akan membuat kita tamat. Ya Rabb,…

1 komentar:

  1. kenapa yang ditulis koq cuma amalan baiknya saja, harusnya amalan buruk juga ditulis biar balance

    BalasHapus