Dian: "Eh Ta, ada temen kerjanya suamiku, ngeliat poto lo di rumah. Dia mau kenal tuh, kenal dulu ajah, kalo cocok yah lanjut, kalo gak ya udah belom jodoh berarti. Gimana? Mau yah, udah mapan lo. Tunggu apa lagi?"
Gita: "Gue pikir-pikir dulu yah, nanti gue kabarin deh."
Seminggu kemudian
Dian: "Gimana Ta, mau gak? Udah seminggu lo, dia nanya lagi tuh."
Gita: "Okelah, tapi ada satu syarat Yan."
Dian: "Syarat apaan sih?"
Gita: "Gue mau dia ikutan ngaji, yah paling gak dia mau belajar agama lebih intens lah. Jadi, gue bisa belajar bersama dia nanti."
Dian: "Nanti gue sampaikan deh, tapi, syarat lo itu apa gak terlalu berat yah Ta?!"
3 hari berikutnya
Dian: "Ta, maaf yah. Gue udah nyampein ke dia, dia cuma ketawa, terus bilang 'ada-ada aja, kenal aja belom sudah minta macem-macem'. Ya mungkin belom jodoh kali Ta, maaf yah."
Gita: "Gak papa kok, ini salah satu bentuk ikhtiar gue, gue udah berusaha menerima. Kalo ternyata dia mundur, gue tetep bisa dikatakan sudah berikhtiar kan."
Esok harinya
Mama Gita: "Gak papa Ta, bagus malah kamu gak jadi sama dia. Diajakin ke arah kebaikan ajah dia nolak, padahal kamu gak minta dia harus punya rumah atau mobil mewah. Kamu kan cuma minta dia mau belajar lebih intens dalam agama saja, dia malah mundur duluan. Apalagi nanti, kalo kamu udah menikah. Bisa-bisa kamu dilarang ikut pengajian, atau malah disuruh pendekin jilbab. Kita itu mencari suami untuk jadi imam buat kita, bukan malah sebaliknya. Walaupun kita mungkin bukan orang yang baik, tapi paling tidak kita mau belajar untuk bisa lebih baik lagi ke depannya. Ya tadi, belajar bersama dengan pasangan kita. Saling mendukung dalam kebaikan, karena hidup ini gak cuma di dunia ini saja. Meskipun dia sudah mapan secara finansial, gak bisa jadi jaminan dia bisa buat kamu bahagia dunia akherat."
Rani: "Iya ma, Gita paham betul itu. Makanya Gita gak kenapa-napa, biasa ajah. Berarti Allah udah nyiapin orang yang lebih baik untuk Gita."
*cerita dari seorang teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar