"Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan
membiarkan hati diracuni harapan baik,
padahal boleh jadi kenyataannya
tidak seperti itu, menyakitkan."
"Kau tahu, Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua.
Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira,
tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan adalah perasaan."
"Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah
lapangan putih luas,
dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit. Kehilangan selera makan, kehilangan semangat. Hebat sekali benda bernama
perasaan itu. Dia bisa membuat hatimu berubah cerah dalam sekejab
padahal dunia sedang mendung. Dan dikejap berikutnya mengubah harimu
jadi muram padahal dunia sedang terang benderang."
"Biarkan semua mengalir bagai Sungai Kapuas. Maka
kita lihat, apakah aliran perasaan itu akan semakin membesar hingga tiba
di muara atau habis menguap di tengah perjalanan."
—
Tere Liye (Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar