Kamis, 25 Oktober 2012

Sebuah Kepastian

Aku: "Itu calon suamimu yah? Kapan ngundang?"
Nara: "Iya, insyah Allah Januari ini Des. Jangan gak dateng yaaa."
Aku: "Insyah Allah, kalo di Palembang nanti diagendakan untuk dateng. Udah lama Nar?"
Nara: "Belom lama Des, sekitar 6 bulan itupun kita gak pacaran. Cuma kenal, tapi ternyata dianya serius dan aku terima. Habis si Iman biasa ajah."
Aku: "Biasa gimana Nar? Jadi beneran udah putus yah?"
Nara: "Iya Des, aku pacaran 7 setengah tahun, tapi gak jadi itu rasanya capek. Gak jelas mau dibawa ke mana hubungan kami. Makanya, saat abang ini dateng. Aku terima, karena lebih jelas Des."
Aku: "Barakallah ya Nar," :)

Benar kata orang, hal terpenting setelah jatuh cinta adalah kepastian. Suatu kejelasan untuk diarahkan ke mana rasa-rasa ini, pengenalan selama ini, pun apakah kita mempunyai visi dan misi yang sama tentang masa depan.

Jika kita hanya berjalan pada langkah yang sama, namun tidak dengan tujuan yang sama. Maka sudah dipastikan cepat atau lambat kita akan berpisah, masing-masing kita akan melangkah, berlari bahkan melesat menuju apa yang menjadi tujuannya. Tak ingin menunggu terlalu lama, karena mungkin saja selamanya tujuan kita tidak akan pernah sama.

Hidup ini memang dipenuhi dengan ketidakpastian, tapi setiap orang menginginkan akan kepastian itu sendiri. Meski kepastian itu datang dari orang yang tak terpikirkan sebelumnya, namun itu akan lebih baik ketimbang harus menunggu seseorang yang ada di samping namun tak pernah memberi kepastian.




Pelajaran berharga yang didapat gara-gara iseng ngebaca recent updates di BBM-ku, melihat seorang teman yang mengganti display picture-nya dengan orang asing yang tak kukenal. Dan berlanjut dengan obrolan singkat, yang syarat akan makna. Bahwa lamanya suatu hubungan tidak menjamin akan terlabuhnya dua hati di tempat yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar