Menulis itu melantangkan diam.
Menulis itu berpesta dalam diam.
Menulis itu merayakan kehidupan.
Menulis itu menyembuhkan jiwa.
Menulis itu memunguti kenangan dan merapikannya, lalu merajutnya dengan makna.
- @nulisbuku
@phantomthief94: Menulis adalah salah satu cara saya untuk berekspresi.
@rezy_newproject: Karena yang terucap akan terlupa, yang tertulis akan teringat.
@lisdapalupi:Karena menulis itu membebaskan apa yang disimpan dalam hati.
@auuulya: Menulis itu pengungkapan yang paling mudah dan sederhana.
@adiezrindra: Banyak hal dalam hidup saya yang tidak ingin saya lupakan.
@VionaBarus: Terkadang, bercerita kepada secarik kertas terasa lebih aman dan nyaman.
@Nayadini:Karena menangis saja hanyalah sia-sia.
@haneulDO: Saya ingin merasakan kejadian dalam hidup saya berkali-kali.
@ridawa_s: Saya suka menuangkan rasa dalam makna, mengembara, melalang buana dalam ruang imajinasi.
@adekkecenk: Ingatan saya terbatas dan takut kehilangan kenangan.
@arfikapertiwi: Karena menulis itu membuat bahagia.
@7rizkaa:Karena saya ingin bercerita.
@dianisme:Karena terkadang selembar kertas lebih memahami saya daripada telinga mereka.
@Aappaayy:Karena, saya ingin tersenyum dihari tua saya ketika membacanya kembali.
@saidumar164: Karena saya ingin mengabadikan waktu yang tak mungkin bergerak mundur.
@ainimataku:Karena tak ingin kenangan itu hilang tak berbekas.
@wincaaay: Karena kata menerima saya apa adanya.
@Ldiahsari: Karena melawan lupa.
Karena dengan menulis, aku bisa menyampaikan apa yang tak bisa dikatakan hati dengan lisan.
Bisa menuangkan rasa yang membuncah di hati, tanpa harus memiliki pendengar.
Karena dengan menulis, aku merasa didengarkan.
Walau hanya oleh selembar kertas putih atau sebuah layar yang tak mampu berbicara.
Karena dengan menulis, aku tak akan jadi gila.
Karena luapan hatiku teralihkan, tidak hanya terpendap dalam hati saja.
Karena dengan menulis, aku memiliki teman di saat kesepian.
Di saat ingin ada yang mendengar, namun tak jua ada yang hadir dengan raga yang siap mendengar.
Karena dengan menulis, aku jadi bisa mengatur emosi.
Tidak ingin meluapkannya dengan amarah, karena itu bisa membuatku lelah dan tak lagi bisa bersikap ramah.
Aku menulis bukan untuk menyampaikan semua yang aku rasa, aku menulis untuk menyampaikan apa yang aku dengar juga apa yang kulihat. Karena tulisanku tak hanya bercerita tentang aku, tapi lebih bercerita tentang apa yang ada di hatiku, di ruang imajinasiku juga tentang orang-orang di sekelilingku.
Aku menulis karena aku tak pandai merahasiakan rasa, aku terlalu ekpresif jika hanya harus berdiam dengan luka yang kurasa, juga bahagia yang kudapat.
Aku menulis, karena itu membuatku bahagia. Jadi, jangan larang aku untuk mengekpresikan apa yang dikatakan hati, juga apa yang disenandungkan oleh imajinasi. Biarkan aku menulis apa yang ingin aku tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar