Selasa, 21 Agustus 2012

Gagal Romantis Part 1

Suatu siang di Palembang, karena ada sesuatu dan lain hal Kiki (soulmate-ku) memintaku menjemputnya ke sekolah, tempat ia mengajar. Kebetulan aku juga mau ke kampus, jadi aku bersedia menjemputnya, sekalian jalan, agak muter dikit gak papalah.

Pernah sekali ke sekolah itu, jadi aku lupa lorong menuju sekolah tersebut. Yang akhirnya ngebuat aku tengok kanan kiri, mencoba mengingat kembali di mana lorong yang bener.

Karena terlalu fokus, aku jadi gak meratiin sekelilingku. Gak nyadar kalo di sebelahku ada truk besar dan juga bus kota yang heboh nyari penumpang, sampe akhirnya aku baru nyadar adanya 'mereka' di dekatku, gak tanggung-tanggung cara mereka membuatku sadar akan kehadiran mereka.

Ya, dengan tak sengaja truk itu menyibakkan 'ekor'nya ke Miciku, yang menyebabkan aku hilang kendali, lalu kemudian terjatuh ke jalanan yang lagi ramai-ramainya siang itu. Kontan saja kejadian itu ngebuat jalanan jadi macet, namanya juga orang Palembang, suka kepo gitu deh.

Kebetulan sekali (eh gak ada yang kebetulan ya di dunia ini) tidak jauh dari tempat kejadian ada ayuk tingkatku yang berhenti karena mendengar ada cewek pake Mio putih kesenggol truk, dan akhirnya beliau mengajakku ke rumah sakit terdekat.

Rumah Sakit? Untuk pertama kalinya aku dibawa ke RS sebagai pasien, di sana aku diperiksa intensif oleh dokter, bagian kepala khususnya, takut aku hilang ingetan kali yah?
Karena dirasa aku gak kenapa-napa, dan hanya luka-luka ringan di tangan juga kening, akhirnya aku diizinkan pulang setelah istirahat sebentar di sana.

Beberapa waktu kemudian,
Ada seorang akhwat yang dateng dengan air mata berderai-derai, dengan jilbab dan baju yang agak berantakan. Menangis sesegukan mendekatiku, Kiki. Aku berasa kaya pasien yang sakit parah dan divonis tidak akan lama bertahan hidup.
Tak ada banyak kata yang ia ucapkan, ia hanya menunduk, menangis, dan terus menangis. Aku tau, meski ia tak bicara satu kata pun, aku sangat memahami bahwasanya ia merasa sangat bersalah dan takut jika terjadi apa-apa denganku.

Mengingat tentang kejadian itu, ngebuat aku merasa gagal jadi romantis. Niatnya buat jemput seseorang, eh malah berakhir dengan tragis gitu. Yakinlah, ada hikmah dibalik semua itu. Dan, aku akan lebih berhati-hati lagi ke depannya, agar orang lain tak harus khawatir tentangku.

2 komentar:

  1. =)) ya ampuuuun. Apa-apaan itu ngomongin aku berantakan *pentung :))

    BalasHapus
  2. Kiki: Emang berantakan lo kan waktu itu, jilbab dipake buat ngelap ingus. Hahahah

    BalasHapus