Rabu, 22 Agustus 2012

Comfort Zone

Kata orang, mereka yang berada di comfort zone itu adalah orang-orang yang tidak ingin berada di progress zone. Mereka tidak menyukai perubahan dan cenderung statis.

Tapi menurutku, menurut aku yah, kita perlu merasa nyaman berada di suatu keadaan yang mengharuskan kita berinteraksi cukup lama dengan keadaan itu. Jika tidak nyaman, maka semuanya jadi tidak akan nyaman, ya iyalah.

Aku termasuk orang yang suka berada di zona nyaman, bukan berarti aku tidak menyukai perubahan. Hanya saja, hatiku terlalu berat jika harus memulai hal-hal yang baru dan mengharuskan aku mengenalinya kembali, untuk kemudian aku merasa nyaman dengan hal tersebut. Karena tidak mudah bagiku untuk merasa nyaman akan sesuatu, semua butuh waktu dan proses yang tidak singkat.

Contohnya;

[1] Sepatu

Aku merasa sangat nyaman dengan model sepatuku saat ini, kalaupun harus membeli sepatu baru, pasti aku akan memilih sepatu dengan model yang sama, hanya motif, merk, harga dan bahannya saja yang berbeda.
Masalah warna, aku juga gak suka yang terlalu berwarna, sepatuku paling warnanya putih, krem, atau gak coklat, yah paling nekat juga sih warna pink lembut. Menurutku itu warna yang paling aman, bisa dipake untuk warna baju apa saja.


Kata mereka aku gak memiliki sisi kreatifitas, tapi, kalo kita pake sesuatu yang bukan kita banget. Dan ngebuat kita gak nyaman makenya, yah mending gak usah pake sepatu deh sekalian.
Aku gak mau kalau sepatuku membuatku tidak nyaman, mau pake baju sebagus apapun, ke tempat yang sekeren apapun, semuanya jadi minus, gak berkesan.

[2] Model Jilbab

Sekarang kan lagi booming tuh model jilbab yang dipake oleh para 'hijabers', dan banyak temen-temenku yang mulai mengikuti gaya jilbab tersebut. Dan, aku salah satu orang yang gak terbawa arus untuk mengikuti model jilbab tersebut.

Alasannya;
- Aku gak bisa makenya, ^^
- Butuh waktu yang cukup lama buat makenya.
- Aku mikirnya susah buat ngambil wudhu pas mau shalat.
- Dan, aku gak suka ribet dan gak mau hal-hal yang meribetkan pikiranku.


Jadinya, aku tetep betah dengan jilbab model standar. Dari awal pake jilbab sampe saat ini, paling yah letak bros-nya ajah yang dipindah tempatkan. Hehe, gak kreatif yah? Biarin deh, yang penting aku gak ngeribetin orang lain. ^^







[3] Makanan

Nah, yang satu ini juga sama. Aku gak mau nyoba makanan yang aneh-aneh pas ke restoran, karena dulu pernah mau nyoba makanan asing gitu, eh taunya rasanya gak enak nak nak. Jadinya, aku tobat deh sok-sokan nyoba menu baru. Mending yang jelas-jelas aja lah, yang pasti makanan yang pernah dimakan ataupun kata temenku enak, dan ini pun temen yang satu selera denganku yang bilang. Baru aku percaya!

[4] Sahabat


Kalo yang ini, emang gak harus pindah-pindah. Aku punya banyak temen, dari SD, SMP, SMA, Kuliah, tetangga, temennya temen, temennya sepupu, temen organisasi, dan banyak yang lainnya. Tapi, kalo sahabat, aku cuma punya beberapa, dan itu juga berdasarkan seleksi panjang *jiyaaaah, seleksi eiy.

Gak asal nemu gitu ajah loh, untuk jadi sahabat, paling tidak aku sudah mengenalnya cukup lama lalu kemudian menjadi akrab, akrab dan akrab. Pengenalannya juga cukup dalem, gak cuma sampul luarnya doank.

Nah, kalo uda sahabat. Males rasanya buat nyari sahabat baru, semenarik apapun orangnya. Paling hanya bisa jadi temen akrab, karena biasanya sahabat kita itu uda tau seluk beluk tentang kita. Baik buruknya kita, bahkan kita ngomong kasarpun dia gak akan marah, karena uda biasa. Itulah yang nyebabin aku males buat pindah ke zona yang gak nyaman. Mending di sini sini ajah deh.


Intinya, aku tidak akan meninggalkan zona nyaman sebelum aku memasuki zona nyaman yang lainnya. Dengan sesuatu dan keadaan yangg berbeda, namun menyebabkan aku merasa nyaman ada di sana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar