“Wahai insan yang di sana, mungkin saja ini kau dengar. Melewati semesta ini aku sampaikan, begitu ingin berbagi batin, mendengarkan asa di jiwa.Oh Tuhan, pertemukan aku sebelum hatinya beku…”
20 tahun usiaku, kulalui dengan beragam aktifitas yang menyita sebagian besar waktuku, sibuk dengan tugas-tugas kuliah dan organisasi yang kuikuti. Tak ada hari tanpa ada aktifitas yang kulakukan, meski hanya sekedar berkunjung ke rumah salah satu saudara yang membutuhkan kehadiranku. Saat itu, bayang tentangmu tak pernah hadir, bahkan engkau tak pernah terlintas dalam benakku. Ada banyak impian yang masih harus kugapai, ada banyak harapan yang kian berkejaran dengan masa yang kupunya...
25 tahun usiaku, di usia yang seperempat abad ini. Aku mulai mencari-cari, seperti apa dirimu, bayang tentangmu perlahan hadir dalam benakku. Meski tak tergambarkan, aku bisa merasakan kebahagiaan tatkala berpikir tentang kita di masa depan. Ada aku, kau dan keluarga kecil kita. Tapi, hingga kini belum ada tanda-tanda tentang kedatanganmu. Aku pun mulai bertanya, kau ada di mana???
30 tahun usiaku, kau tau, rasa khawatir mulai menjelajah dalam diriku. Ada hati yang mulai ragu, mungkinkah kau akan datang? Atau kau telah mendahuluiku menemuiNya, hingga tak sempat kau mengajakku bersama menuju-Nya. Rasa lelah dan bosan akan penantian tentangmu kerap hadir, makin bertambah tatkala mereka bertanya,
“Kapan menikah?”
Kau tau, jika bukan karena keyakinan pada-Nya, saat ini aku sudah berputus asa tentang takdirku. Tapi, Dia lah sumber cahaya yang merasuki relung-relung hati yang kian temaram tanpa hadirmu. Karena-Nya aku bertahan, dalam penantian tentang hadirmu, dirimu yang kan jadi penggenap dienku. Engkau yang kan kutempatkan pada posisi ke tiga setelah Allah dan Rasulullah. Engkau yang kelak kan gantikan tempat kedua orang tua yang harus kutaati, ya hanya dirimu cinta...
40 tahun usiaku, kini, aku telah terbiasa menjawab dengan senyuman bahagia tatkala mereka bertanya tentang aku yang belum jua menikah, meski telah kumiliki semua yang dicari oleh wanita pada umumnya. Aku tak ingin bertanya lagi, kau di mana? Sedang apa? Kenapa kau tak kunjung datang? Taukah kau, ada aku di sini yang menantimu???
Waktu yang kini kian menipis, tak kuizinkan ia berlalu dengan tangis dan hati yang makin teriris. Aku tetap akan menjadi diriku, yang selalu menjaga hati dan diriku, meski tidak lagi untukmu, aku akan tetap menjaga semuanya, untuk Tuhanku dan diriku sendiri.
"Maaf, jika pencarian tentangku membuat kau merasa lelah.
Semoga Allah pertemukan kita di syurga-Nya,…"
Dilatabelakangi cerita seseorang yang kukenal, semoga Allah senantiasa menetapkan ia dalam keimanan dan kesabaran…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar