Kamis, 14 Juli 2011

Ketika Asa Menjelma Sebuah Nama

HARAPAN, tiap kita memiliki beragam harapan-harapan indah yang terkadang melebihi sesuatu yang tak mampu diwujudkan dalam kenyataan…

Apakah salah??

Sama sekali tidak!

Siapapun berhak berharap sesuatu, asalkan ia siap dengan apa yang akan ia hadapi ketika harapan-harapan tersebut tak jua berwujud nyata…

Namun, jangan lantas engkau berhenti berharap karena takut takkan kau temui harapan itu sebagai sesuatu yang benar adanya… Ya seperti katanya Arai di Novel Sang Pemimpi, yang kira-kira isinya seperti ini “Orang miskin seperti kita tidak akan bisa hidup jika tidak memiliki mimpi!” (Maaf deh kalo salah, habis ana dah lama banget baca bukunya jadi ga begitu inget kata-kata tersebut… Nonton? Belum sempet… Hehe…)

Beberapa waktu yang lalu, ana sedang ber-sMs ria dengan salah seorang sahabat yang baru ana kenal kurang lebih dua bulan ini (maaf namanya sengajah tidak disebutkan, ^__^)…

“Ukhti, salahkah jika kita berharap atau menanti seseorang untuk kita??!”

Jujur, waktu baca sMs itu ana bingung mau jawab apa… Ana berfikir beberapa waktu sebelum mengirim sMs balasan untuknya, waktu itu ana ngejawab kalo ga salah (ya bener donk)…

“Fathimah Az Zahra mencintai Ali Bin Abi Thalib, namun ia mampu menjaga dan menyembunyikan perasaannya itu sehingga syaithan pun tak mengetahui akan perasaannya. Menurut ana sah-sah saja jika kita mengharapkan seseorang sebagai pendamping hidup kita kelak, ASAL kita harus berani menanggung resiko jika ternyata ia bukanlah orang yang Allah jodohkan untuk kita. Kasian donk sama jodoh kita yang ternyata tak pernah hadir dalam harapan-harapan kita.”

Ketika kita mengharapkan seseorang untuk menjadi pendamping kita kelak, yang akan selalu ada di kala suka maupun duka, yang kan menemani kita di hari tua nanti, ia juga yang akan berjuang bersama kita dalam membentuk keluarga yang Rabbani, keluarga yang kelak akan membawa perubahan pada ummat ke arah yang lebih baik, ia yang nama dan wujudnya masih menjadi rahasia-Nya itu ternyata telah kita buat sketsa di hati kita, dengan nama seseorang yang kita kagumi, yang kita sukai ataupun seseorang yang kita inginkan…

Kita sebut ia di dalam do’a-do’a kita, selalu ada dia di tiap khayalan indah masa depan kita, tak ada waktu tanpa kehadiran bayangannya dihari-hari kita… Seakan kitalah yang memilihkan jodoh untuk diri kita sendiri, jika demikian lalu apakah kita masih percaya bahwasanya Rezeki, Hidup, Mati dan Jodoh itu ada dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa…


Ukhti, tidaklah salah jika kita berharap mendapatkan seseorang yang baik, yang sholeh lagi mensholehkan, bijaksana, sabar, dan beragam kebaikan yang tampak pada dirinya. Yang pasti ia juga memiliki kekurangan-kekurangan yang belum nampak dalam pandangan kita…

Namun, kita harus sadari bahwasanya Allah memegang kendali dalam masalah ini. Dia yang telah menetapkan siapa jodoh kita, kita hanya dapat berusaha menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan baik lagi, hingga layak mendapatkan seseorang yang baik dan sholeh juga…

Wallahu’alam bishowab…

Palembang, Juni 2010 (dah lama juga ya)