Rabu, 05 Mei 2010
Baik-Baik Sayang
Baik-Baik Sayang
“Aku tak ingin kau menangis bersedih
Sudahi airmata darimu…
Yang aku ingin arti hadir diriku
Kan menghapus dukamu, sayang…
Karna bagiku kau kehormatanku
Dengarkan, dengarkan aku…
Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu
Baik-baik sayang, ada aku untukmu…
Hanya satu pintaku di siang dan malammu
Baik-baik sayang, karna aku untukmu…
Semua keinginan akan aku lakukan
Sekuat semampuku sayang…
Karna bagiku, kau kehormatanku
Dengarkan, dengarkan aku…”
Pernah tahu lirik ini??
Atau pernah denger mungkin??
Ini lagunya Wali Band…
Pertama kali denger judul lagu ini dari seorang Ustadzh di Jalasah Ruhiyah, ana lupa siapa namanya…
Ustadz : “Kalian pernah denger lagunya Wali ndak?”
Akhwat : “Wali??”
Ustadz : “Iya Wali, judul lagunya Baik-baik Sayang. Lagu itu sangat cocok untuk kalian para Kaum Hawa. Pertama kali ana mendengar lagu itu, ana langsung teringat istri ana di rumah. Lagu itu ana khususkan untuk dia yang sering jauh dari ana.”
Akhwat : “Hmm,..” *lagi mikir atau bingung ukh??*
Yang kedua, ana dapat sMs dari seorang mb di kampus. Lagu yang sama dengan sedikit gubahan…
Aku tak ingin kau menangis bersedih
Sudahi airmata darimu…
Yang aku ingin arti hadir saudaramu
Kan menghapus dukamu sayang…
Karna bagiku kau adindaku
Dengarkan, dengarkan aku…
Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu
Baik-baik sayang, ada Allah untukmu…
Hanya satu pintaku di siang dan malammu
Baik-baik sayang, karna Islam untukmu…
Semua amanah akan kita lakukan
Sekuat semampu kita sayang…
Karna bagiku, Islam kehormatanku
Dengarkan, dengarkan aku…
Ketika ana menghadiri acara Pre Wedding Training yang diadakan oleh MASTER Cab. Palembang. Di salah satu materi yang disampaikan ada lagu ini loh, intinya tentang sebuah do’a seseorang untuk si ‘dia’ yang masih menjadi rahasia Sang Pemilik Kehidupan…
Sekarang ana mau tanya, apakah kalian pernah berdo’a untuk seseorang yang nantinya akan mendampingi kalian dalam hidup ini, dia yang telah Allah takdirkan untuk kita?? Kalau jawabannya belum, dengan alasan “Saya kan belum tau siapa ukh, terus mau do’a untuk siapa jadinya?”
Ingatlah wahai saudariku, Allah Maha Mengetahui, Ia tahu ditujukan untuk siapa lantunan do’a-do’a indahmu itu. Meski engkau belum tahu dan tak pernah menyebutkan siapa namanya, namun Allah Maha Tahu akan hal itu.
Tanpa ana sadari, ternyata ana dah lama memulai ‘ritual’ berdo’a untuk seseorang yang nantinya akan melangkah bersama menuju cinta-Nya, menggamit kasih-Nya, menggapai keridhoan-Nya dan menuju syurga-Nya. Ya, seseorang yang kelak akan menjadi satu dari beribu pintu tuk dapat mendekat pada-Nya. Seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping hidup, teman perjalanan, dan penghibur hati kala duka sempat tersemai.
Salah satu do’a yang tak pernah lupa ana panjatkan ialah semoga Allah ‘menjaga’nya dengan ketat di manapun ia berada, semoga ia senantiasa mengingat Rabb-nya, semoga ia tak pernah lalai dalam ibadah kepada Tuhan-nya, dan semoga ia slalu merasa dalam pengawasan Allah. Hanya itu, satu do’a yang merangkum segalanya.
Jika engkau ingin dapatkan yang terbaik, tapi engkau enggan tuk memintanya. Betapa angkuhnya dirimu, merasa tak perlu meminta, karena engkau yakin bahwasanya Allah Maha Pemberi.
Sadarilah duhai saudariku, kehidupan ini takkan selamanya seperti yang kita harapkan, tapi paling tidak kita telah berusaha semaksimal mungkin tuk menggapai apa yang menjadi cita kita.
Mungkin saja ketika engkau asyik dalam munajatmu di sepertiga malam-Nya, seseorang yang telah dicatatkan Allah untukmu yang berada di belahan bumi lainnya, ia tengah asyik dengan ‘dunia malamnya’, hanyut akan kemaksiatan. Saat itu engkau mendo’akannya, agar ia senantiasa terhindar dari segala wujud kemaksiatan. Dan atas izin-Nya, orang tersebut perlahan-lahan kembali ke jalan yang lurus, terus berbenah diri, dan menjadi seseorang yang ‘layak’ untukmu. Ya, semua karena lantunan do’a-do’amu, hingga Allah menjaganya dari gelimang kemaksiatan, menjadi yang terbaik untukmu dari-Nya…
Engkau masih ingat bukan, bahwasanya "Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)..." (QS. 24:26)
Ingin mendapatkan dia yang baik, apakah kita telah baik???
Ingin mendapatkan dia yang sholeh, sudah sholehah kah kita??
Ingin bersanding dengan dia yang ‘wah’, sudah me-‘wah’ kan dirikah kita??
Tanyakanlah pada hatimu, saudariku??
Karena hati adalah kunci dari segala kunci, baik buruknya diri kita semua bermuara dari hati. Terkadang mata dapat menipu, lisan dapat berdusta, telinga kadang tersalah, namun hati akan selalu benar jika ia memang benar.
Baik-baik sayang, karena engkau adalah kehormatanku. Begitu dalam sebait kata ini, kita adalah kehormatan bagi si ‘dia’, di mana pun kita berada, haruslah kita menjaga diri kita, hingga ia merasa kehormatannya pun terjaga. Baik-baiklah dalam menjaga diri, menjaga hati dan menjaga prilaku kita hingga izzah kita akan tetap terjaga.
Ana jadi teringat akan sebuah peristiwa yang sulit ana lupakan, walopun sudah berlangsung cukup lama. Beberapa bulan yang lalu, LDK kami mengadakan sebuah kegiatan yang menghadirkan sebuah lembaga training, kala itu ada seorang trainer muda yang membuat para peserta, akhwat khususnya, berdecak kagum. Panitianya?? Kayanya ga deh, hehe… Muda, berprestasi, penuh karya, handsome, keren, dan sholeh. Itulah gambaran tentang si trainer itu yang ana dapat dari beberapa peserta yang mencoba minta nomor hape-nya, (padahal uda ada di slide, ketahuan pada ga focus tuh, ckckck). Loh, kok jadi bahas masalah ini ya. Kembali ke topic bahasan!
Seorang trainer yang lebih senior menanyakan kepada para akhwat, setelah ia melepas jabatan tangan dari sang trainer muda itu dan trainer muda pun kembali ke laptop (menjadi asisten trainer maksudnya), trainer senior bertanya, “Ada yang mau sama si Trainer Muda itu??”, dan para akhwat pun hanya senyam-senyum ga jelas, entahlah apa yang dipikirkan. Dengan santainya si trainer senior mengatakan, “NGACA DONK!!!”.
Wuiiih, pelan sih, tapi daleeeeeemmm. Dan dia pun meneruskan kata-katanya, “Ya, ngaca maksudnya, masa’ kalian mo kenalan sama si trainer dengan jilbab berantakan, jadi kudu ngaca dulu, hehe”. Serentak semua tertawa, tapi beberapa panitia yang di belakang hanya mengelus dada, sampe ada yang bilang, “Ga usah disuruh juga aku dah NGACA, siapa aku coba?”
Satu hal yang ana tangkap dari joke yang syarat akan makna tersebut, kita emang kudu NGACA. Siapa kita sih?? Mau dapet yang ‘sempurna’ dalam pandangan kita, tapi kita JAUH dari kata sempurna. Bahkan terlalu banyak kurangnya, hingga sulit tuk melihat kelebihan yang sedikit itu. Seperti sebuah artikel teman yang ana baca dan sempat ana post-kan di note >> Atas Nama Ta’aruf, ada sepenggal kata di dalamnya, “tak mungkin aku mengharap permata, sedang aku hanya sebutir pasir yang terhampar luas di sepanjang pesisir pantai”, ingin mengharap seseorang yang seperti Rasulullah SAW, tapi kita tak pernah mencoba tuk sekuat dan semulia Khadijah r.a, berharap mendapat seperti Ali bin Abu Thalib, tapi kita tak sekuat tenaga menjadikan diri layaknya seperti Fathimah binti Rasulullah SAW yang begitu tabah dalam menghadapi ujian dari-Nya.
Ana sering mendengar sebuah istilah dari orang-orang di sekitar ana, kata mereka, “Jodoh kita itu takkan jauh beda dari kita.” Ada benarnya juga, kita ambil contoh saja, orang yang bekerja sebagai buruh takkan sama gajinya dengan manajer atau bahkan dengan karyawan tetap. Karena ia digaji sesuai dengan pekerjaannya, begitu juga dengan JODOH, Allah hanya akan memberikan seseorang sesuai dengan dirinya sendiri. Maha Suci Allah dengan keadilanNya.
Akan tetapi jika saat ini kita belum menjadi seseorang yang ‘baik’ dan berharap dapat yang ‘baik’, apakah mustahil jadinya??
Ana punya ilustrasi tentang hal ini, jika kita hanya punya uang 20.000 tapi berharap bisa membeli barang yang harganya 100.000. Mustahil kah??
Mustahil, jika kita ingin mendapatkan barang tersebut saat itu juga, atau bisa saja kita dapatkan tapi dengan cara yang tidak baik. Namun, jika kita mau bersabar, berusaha tuk menabung lebih giat agar bisa membeli barang tersebut, hal itu sama sekali tidak mustahil, kita bisa mendapatkannya, bahkan mungkin lebih dari yang kita inginkan karena tabungan yang kita miliki telah lebih banyak dari sebelumnya.
Begitu juga jika kita ingin mendapatkan seseorang yang terbaik, kita harus senantiasa memperbaiki diri, sehingga kita layak mendapatkan yang terbaik. Tapi INGET!!! Tetep harus meluruskan niat, semua kita lakukan HANYA KARENA ALLAH, bukan karena makhluk-Nya. Oke, Oke??
"Dunia adalah perhiasan & sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah." (HR. Muslim)
Duhai ukhtifillah, engkaulah sebaik-baik perhiasan dunia, perhiasan itu tak mudah didapat, harganya 'mahal', & menjaganya-pun tidaklah mudah. Perhiasan dunia itu bagai sekuntum mawar yang mekar, harumnya tergambar dari pribadi yang santun, tunduk pandangannya, & tegas bicaranya. Ingatlah, bunga istimewa hanya untuk dia yang teristimewa.
Sudahkah kita menjadikan diri kita layaknya PERHIASAN??? Perhiasan itu begitu terjaga, tidak sembarang orang yang dapat menikmati pesona indahnya, tidak setiap orang berkesempatan mengetahui betapa berharga dirinya, dan tidak pula kebanyakan orang dapat memilikinya. Hanya orang-orang tertentu saja yang diberikan kesempatan tuk mendapatkan aura dari sebuah perhiasan itu, apalagi engkau adalah sebaik-baik perhiasan. Keterjagaanmu menjadi sesuatu yang mutlak yang harus kau miliki!
Maka dari itu, baik-baiklah ukhtiku sayang…
Ketahuilah bahwasanya di belahan bumi ini, ada seseorang yang telah diciptakan tuk menemani hari-hari lelahmu. Ia senantiasa mengharapkan bidadarinya menjadi seseorang yang terjaga dirinya, hatinya, ibadahnya, pandangannya, dan akhlaknya…
Jika engkau inginkan yang TERJAGA, sudahkah engkau menjadikan dirimu seseorang yang TERJAGA juga?? Atau mungkin kau tak pernah peduli akan hal ini…
Tapi, ana yakin sahabat-sahabat semuanya adalah orang-orang yang senantiasa berusaha menjadi pribadi-pribadi terjaga, yang layak menjadi sebaik-baik perhiasan, yang mampu membuat bidadari-bidadari syurga cemburu padanya. Allahumma amiin…
Wallahu’alam bishowab…