Minggu, 24 Februari 2013

Palestina, Apa Kabarmu?

Hari ini ada kajian yang diadakan oleh DPD PKS di Aula DPRD Provinsi, pesertanya adalah kader dakwah yang ada di Palembang juga sebagian dari Indaralaya (OI). Gak nyangka kalo pesertanya bisa membludak, sampe harus duduk berdesakan. Ada yang bahkan gak kebagian tempat duduk, jadi harus berdiri mendengarkan taujih dari pembicara di depan.

Salah satu pembicara di kajian itu adalah Syeh Abu Mukmin dari Palestina, beliau menghadiri kajian ini dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) di kota-kota yang ada di Indonesia.

Beliau menceritakan tentang kondisi terkini Palestina, tentang kegigihan para pejuang di sana dalam menghadapi kekejaman zionis. Juga tentang kecintaan mereka kepada kita, rakyat Indonesia yang senantiasa peduli pada saudara seiman yang berjuang membela Islam, bukan hanya untuk sekedar memerdekan negara. Tapi lebih dari itu, membebaskan tanah suci umat Islam, kiblat pertama umat Islam, Al Quds dan Al Aqsa.

Beliau berkata, ketika beliau menelepon istrinya yang sekarang di Palestina dan menyampaikan salam dari kaum Muslimin di Indonesia, salam itu disebarkan kepada para wanita-wanita yang ada di sana, dan serta merta tangisan mereka pecah. Ada kerinduan, ada keharuan juga rasa dicintai begitu besar, yang mereka rasakan. Dari kita, saudara seiman mereka yang berjauhan, tak pernah saling mengenal apalagi bertegur sapa. Itulah cinta yang berlandaskan keimanan, cinta karena Allah. Kecintaan yang tak mengenal batasan suku, daerah, negara, dan bahasa.

Mendengarnya berkisah, sungguh diri ini merasa tak ada apa-apanya. Belum mengorbankan apapun untuk perjuangan Islam. Tapi masih merasa telah berjuang banyak hal, sungguh naifnya dirimu Ci! Jika kelelahan dalam berjuang kadang lebih banyak dikeluhkan ketimbang berpikir, bergerak dan berjuang dengan sebenar-benarnya perjuangan.


Palestina, apa kabarmu?
Pernahkah tanya ini melintas dalam benak kita? Meski hanya sesekali waktu? Atau kah kita hanya mengingatnya saat berita mengenai anak-anak yang syahid di sana terekspos media, beritanya ada di mana-mana. Jika tidak, kita tidak pernah ingat.

Duhai diri, jika kau tak mampu membersamai mereka dengan ragamu, iringilah perjuangan mereka dengan jiwamu. Berikanlah bantuan terbaik yang bisa kau berikan, meski itu hanya dengan seuntai do'a. Itu akan menguatkan mereka.

Allah memang tak pernah meninggalkan mereka, mereka memang tak pernah sendiri. Tapi, adalah tugas dan kewajiban kita untuk membantu meringankan beban saudara yang membutuhkan bantuan. Maka selayaknya lah kita ikut dalam barisan perjuangan ini, dengan apa yang bisa kita berikan. Dengan dirimu, hartamu, juga do'amu.

Terima kasih, hari ini telah mengingatkan kembali. Bahwasanya ada saudara kita, di negeri yang sedang terjajah itu. Ada tangisan dari anak-anak tak berdosa, ada istri-istri yang kini mungkin tak lagi bersuami. Ada ibu-ibu yang senantiasa mengikhlaskan anak-anaknya menuju kesyahidan, meski mereka hanya berpamitan untuk menunaikan shalat Jum'at.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar