Hari ini mood aku lagi gak bagus banget. Tadi pagi ngerjain laporan sekolah yang beneran bikin mumet, eh pas udah hampir selesai ternyata datanya gak kesave dengan sempurna. Kesel banget sama yang bikin program itu, kok bisa buat ngesave ajah ribetnya minta ampun. Harus ngelewatin beberapa tahapan, baru beneran bisa kesave dengan baik. >,<
Untuk lanjut nyelesaiin laporan itu beneran gak mood, capek, males. Akhirnya mutusin buat pulang ke rumah, sebelum pulang mampir dulu ke toko deket rumah. Beli beberapa perlengkapan bulanan, sikat gigi, de el el deh. Sesampenya di rumah, salah satu barang yang dibeli tadi gak ada. Dicari ke mana-mana tetep gak ketemu, akhirnya cuma bisa ngempasin badan ke kasur.
Guling-guling bentar, terus coba tuk tidur. Mungkin dengan kek gituh mood aku baik lagi. Eh, belum juga nyampe 15 menit lelap dalam tidur, si Aji sepupuku (5y) manggil-manggil namaku terus ngotak-atik kamar. Terang ajah ini pikiran langsung kebayang kalo dia bakal mainin sgala pernak-pernik di kamar, yang harus dijauhkan dari oknum-oknum yang slalu ingin tau itu. Pasti dibongkar-bongkar kamarku ini, cukuplah Danish yang slalu jadi tersangka utama penghilang buku-buku juga beberapa data penting di kamar. Akhirnya bangun deh, dan kepala ini langsung puyeng, sakit banget. Moodku malah jadi makin buruk kaya gini mah, huaaaaa >,<
Dan, aku pun mutusin tuk duduk di teras belakang. Mainin air, terus gak lama dari situ ngedengar adzan Ashar yang bersahut-sahutan. Allahu akbar! Allahu akbar! Lalu teringat kejadian dua hari yang lalu, saat aku dan guru-guru di sekolah takziah ke rumah salah seorang murid yang ibunya meninggal dunia, karena sakit. Aku duduk tepat di dekat kepalanya, melihat tubuh yang terbujur kaku itu ditutupi kain.
Ketika itu, aku merasa sangat bersyukur di pagi harinya masih mendapati ibuku sedang asyik memasakkan sarapan di dapur. Melihat ayah minum kopi sambil mengomentari berita di tipi Satu itu, juga sempat mendengar ayuk yang cerita tentang pekerjaan barunya. Yah, minus Danish's family. Tapi, semua masih lengkap. Semua masih ada di sampingku, dan aku masih diberikan kesempatan bersama mereka. Nikmat Tuhan yang manakah yang kau dustakan?
Hari ini juga masih dengan banyak hal yang ada di hidup kita, yang kadang jarang disyukuri. Rumah yang nyaman, tubuh yang sehat, keluarga yang lengkap, juga banyak hal-hal yang mungkin tak dimiliki orang lain. Betapa beruntungnya kita. Tapi, terkadang kita masih belum menyadari akan banyaknya nikmat yang patutnya disyukuri, daripada hal-hal yang pergi atau belum didapatkan.
Hanya karena hal-hal kecil yang merusak mood kita pagi ini, siang ini atau sore ini, tak berarti seluruh hari kita buruk bukan? Jikapun hari ini beneran ngebuat kita mengeluh dan kesal, tak berarti seluruh hidup kita buruk. Mungkin, kitanya saja yang terlalu sering mengabaikan hal-hal baik yang datang pada kita dan malah sibuk dengan hal-hal kecil yang agak sedikit merusak hari kita. Makanya kita jadi makhluk yang tak pandai bersyukur.
Hei, kamu itu adalah makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan dari makhluk-makhlukNya yang lain. Diberikan banyak kenikmatan juga hal-hal indah dalam kehidupan, kenapa masih terus-terusan mengeluhkan hal-hal kecil yang tak sesuai dengan harapan kita. Bukankah semakin kita bersyukur terhadap apa yang kita miliki, tawakal terhadap apapun takdir yang ditetapkanNya, maka Dia akan menambah kenikmatan itu kepada kita. Namun, jika kita tak bersyukur, sesungguhnya azabnya sangat pedih. [QS. Ibrahim: 7]
Jadi, masih mau bad moodnya diterusin? ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar