Kamis, 09 Desember 2010

Yang Teristimewa

Istimewa, ya itulah kata yang dapat ku sematkan pada dirimu…
Dirimu yang sederhana, namun sangat bersahaja…
Dirimu yang mungkin belum pernah kujumpa dengan mataku, namun telah bersua dengan hatiku…

Mengambil kata-kata dari adindaku tersayang, yang coba ku kembangkan menjadi lembaran surat cinta untuk engkau yang begitu istimewa…
“Ada yang mengajariku untuk berkata yang baik atau diam, itu sesuatu yang sulit bagiku yang suka sekali berbicara. (Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam. –HR. Bukhori dan Muslim-). Aku pun pernah mendengar sebuah hadist yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. yang isinya, apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia memberitahunya (HR. Abu Dawud dan at Tirmidzi). Tak sulit bagiku untuk melakukan hal tersebut, maka akan kukatakan, Aku Mencintaimu Karena-Nya Saudariku…”

Ukhuwah adalah cinta yang mengalir melalui keimanan. Bersemi dengan pupuk nasehat, terawat dalam do’a dan berbuah pertemuan di syurgaNya. Ukhuwah itu menguatkan, menjaga, memberi, memperbaiki, menghilangkan kelalaian dan saling mengingatkan…

Cobalah tuk membaca dan mengerti…
Mereka menyayangimu tapi bukan kekasihmu, mereka memberikan perhatian kepadamu tapi bukan bagian dari keluargamu. Mereka siap berbagi rasa sakit, tapi mereka tak ada hubungan darah denganmu. Mereka adalah sahabatmu, mereka bisa marah seperti ayah, peduli layaknya ibu, suka iseng seperti seorang kakak, dan kadang menyebalkan seperti seorang adik kecil, namun mereka menyayangimu lebih dari seorang kekasih…

Ketika bahasa cinta tak bisa terucap lewat kata, biarlah ia menjelma lewat do’a yang indah. Karena itu adalah satu dari begitu banyak tanda ukhuwah, berarti kita masih saling mencinta karena-Nya…

Sepasang mata indah yang Allah anugerahkan untuk kita menjadi sebuah symbol layar kasih sayang yang sedang coba kukembangkan bersamamu. Mata itu berkedip bersama, melihat dan menangis bersama, serta tidur bersama walau tak bisa saling melihat antara satu dengan yang lain. Begitupun dengan diriku, akan terus mencoba jadi saudara terbaik untukmu. Meski jauh, semoga setiap do’a yang kuberi mampu hangatkan jiwamu. Berharap meski tak terlihat, meski mungkin tak kau rasa, ukhuwah yang ada di hati kita kan tetap bertahan…

Ketahuilah jika kau berteman denganku karena apa yang kupunya, sungguh aku tak memiliki apa-apa. Jika kau berteman denganku karena kau mengira aku menyimpan kelebihan, sungguh aku serba kekurangan. Jika kau berteman denganku karena kita sepaham, sungguh tak selamanya jika akan sejalan. Namun, jika kau berteman denganku karena Allah, sungguh Allah akan menaungi kita dalam kebaikan. Semoga demikian, amiiin…

Liputilah aku dengan nasehatmu, tat kala aku dalam kesendirian. Dan jauhkanlah kepadaku nasehat ketika di keramaian. Sungguh, nasehat di depan orang suatu bentuk pencelaan yang aku tak suka mendengarnya. Semoga engkau mau mengerti…

Ketika kau merasakan percikan iman dalam ukhuwah ini, kau rasakan denyut kebahagiaan dalam tarbiyah ini. Maka panjatkanlah puji dan syukurmu atas segala karunia-Nya yang telah mempetemukanmu dengan saudara-saudara terbaik yang slalu inginkan perbaikan atas dirimu, dari waktu ke waktu…




Beberapa pesan dari para sahabatku, jika aku tuliskan semuanya maka takkan pernah berhenti jari jemari ini menari. Karena cukup banyak pesan indah yang terus mengalir masuk ke dalam handphone miniku itu…

Mungkin, aku terkesan cuek, jarang sekali diri ini merespon pesan-pesan indahmu sahabat. Bukannya tak peduli padamu, semua karena keterbatasanku tuk mengungkap cinta dengan kata atau bahkan aku terlalu berat tuk berkorban meski hanya sekedar beberapa puluh Rupiah pulsa yang kupunya. Aku membiarkanmu menunggu balasan pesan dariku, betapa dzhalimnya diriku ini berbuat seperti itu padamu. Namun, perlu kau ketahui, bahwasanya aku bahagia membaca pesan darimu, meski mungkin aku tak sesegera meresponnya dengan balasan pesan indah layaknya dirimu.

Walau kadang pesan darimu tak seperti suasana hatiku menerimanya, namun aku tetap menghargainya. Dan kau tahu sahabat, suatu waktu pesanmu yang telah lama itu mampu alirkan air dari kedua mataku. Ya, aku menangis membacanya, membaca pesan lama darimu itu. Karena terkadang, ketika aku butuh seseorang untuk mendengar keluhanku, sebaris pesan indahmu mampu gantikan hadir mereka yang kubutuh, karena ku tahu mereka memiliki beragam aktivitas dan kesibukan yang jauh lebih penting dari sekedar mendengarkan celotehanku itu…

Tak perlu kau temaniku di tiap waktu berhargaku, cukuplah kau mengingatku di dalam lantunan do’a-do’a indahmu. Cinta kita tak harus diungkap dengan kata-kata mesra, tak harus dengan perjumpaan intens yang terjadi, tak perlu juga dengan beragam hadiah indah. Aku merasa cukup berarti jika kau slalu menghadiahiku nasehat agar aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi, bagiku itu begitu berarti…

Salam sayang dariku untuk dirimu yang begitu ISTIMEWA…
Aku Mencintaimu, karena-Nya. Berharap ukhuwah ini kan berbunga syurga-Nya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar