Jumat, 10 Desember 2010

JANGAN DITANYA!!!

Belakangan ini aku banyak memperhatikan pola tingkah orang-orang terdekatku, ternyata aku menemukan beberapa hal menarik untuk dibahas. Tentang sebuah PERTANYAAN, biasa aja sih. Cuma pertanyaan kok, tapi pertanyaan kali ini beda. Pertanyaan yang jika ditanyakan dapar berakibat berubahnya raut wajah, lirikan mata dan gerak tubuh. Aku menyebutnya >> PERTANYAAN SENSITIF..

Berikut pertanyaan-pertanyaan sensitif itu, ini berdasarkan hasil survey-ku loh. Survey?? Gaya amat yak aku..

--} Berapa IPK???
Pertanyaan satu ini benar-benar sensitif bagi mahasiswa yang baru mengambil KHS (Kartu Hasil Studi), biasanya setelah mengambil KHS dan melihat hasilnya, mereka langsung memasukkan selembar kertas itu ke dalam tas. Apalagi kalo banyak Vit C di sana, wah pasti ga mau banget diliat. *pengalaman*

Jangan sampe deh kamu nanyain berapa IPK-nya, pasti wajahnya manyun atau ga dia jawab dengan senyum terpaksa *nyengir kuda*

Walaupun maksud kita baik, yaa istilahnya perhatianlah. Tetep aja hal itu menyentuh sisi sensitifnya, nanti juga dia akan cerita sendiri tapi tidak di depan banyak orang tentunya…

--} Apa kabar SKRIPSI??
Ini nih, pertanyaan satu ini juga sangat sensitif. Khususnya untuk mahasiswa akhir semester seperti diriku ini, *curcol*

Bukannya kenapa, hanya saja ada perasaan tertekan ketika ditanya hal itu. Meskipun hanya sebuah pertanyaan basa-basi ketika bertatap muka di jalan, tapi bagi si pendengar itu adalah sebuah beban. Entahlah, apa hanya aku dan beberapa teman dekatku saja yang merasakan ini atau banyak orang di luar sana yang merasakan hal yang serupa denganku.

Tau sih maksudnya baik, ingin membantu, memberi semangat dan motivasi. Tapi, tetep aja serasa dihujam dengan palu kepalaku kalo denger tentang skripsi. Aku bisa mengerjakan sendiri, malah akan jadi malas mengerjakannya kalo yang nanya hal itu terus hilir mudik di telingaku… Uda BAB berapa?? Kapan kompre?? Huaaaaachh… (>_<)

--} Kapan WISUDA???
Ini pertanyaan lanjutan, biasanya yang menanyakan hal ini adalah orang-orang yang tidak begitu tau perkembangan akademis kita. Orang tua, keluarga, teman lama, tetangga, dan beberapa orang yang kita kenal.
Mereka hanya tau kita sudah semester sekian, jadi sudah pantas diwisuda.

Pertanyaan satu ini jauh lebih dahsyat, aku pernah dicuekin berhari-hari gara-gara nanyain hal ini ke abangku. Salahku juga sih, nanyain hal itu pas keluarga lagi kumpul. Kontan saja abangku dimarahin ayah, diomelin ibu. Akhirnya aku yang kena batunya, dicuekin deh T_T

Baru sekarang aku bisa merasakan hal itu, karena saat ini aku yang mengalami masa-masa sulit itu. Seisi rumah dah kaya beo aja, pada kompak nanyanya, Kapan Ci Wisuda??? Segera boss.. ^^

--} Sudah KERJA?? Di mana???
Pertanyaan satu ini sering ditanyakan kepada mereka yang sudah menyelesaikan studi, baik itu sekolah ataupun kuliah. Mereka sering disodorkan pertanyaan, sudah kerja? Di mana???

Awalnya hal ini biasa saja, tapi kalo ditanyakan terus jadi hal yang luar biasa. Yang mendengarkannya bisa pusing tujuh keliling! Apalagi waktu untuk mencari pekerjaan sudah di luar batas, misalnya: Lulus akhir tahun, eh sampe pertengahan tahun tetap saja belum dapat kerja. Pasti akan menjadi beban baginya, meskipun orang tua tidak menuntut banyak dan tidak ada masalah dengan hal tersebut. Dia akan tetap merasakan bahwa ia tidak berguna dan hanya bisa menyusahkan saja.

--} Kapan NIKAH???
Hmm… Aduuuuh, sebenernya males bahas yang satu ini. Tapiiii, pertanyaan ini adalah pertanyaan terfavorit sepanjang zaman,.. Baik ia masih remaja ataupun sudah dewasa, pertanyaan ini paling sering ditanyakan.

Usia sudah pantas, sudah lulus kuliah, sudah kerja… Tunggu apalagi coba?? Itu kata mereka,..

Menurut pengamatanku, ketika ditanya pertanyaan satu ini si tertuduh akan mengalami perubahan ekspresi. Kadang hanya bisa senyum semanis mungkin, *jadi ingat dengan seorang mb yang pernah kutanya, maaf ya mb?*

Kadang pertanyaan ini adalah pertanyaan iseng ataupun merupakan perwujudan sebuah do’a dari orang-orang yang menanyakan itu. Mereka ingin melihat orang terdekatnya bisa segera menemukan Sang Pangeran ataupun Bidadarinya.

Kalo aku yang ditanyain itu, aku sih biasa-biasa aja. Toh, usiaku belum begitu banyak. Orangtua juga ga nuntut aku segera menikah, lah wong aku anak bungsu, abang sama mb-ku saja belum pada nikah dan aku belum lulus kuliah. Meskipun teman-temanku dah banyak yang membangun rumah tangga sih! Tapi, kalo yang ditanya itu sudah berumur lebih dari pantas, mungkin akan beda masalahnya. Semisalnya abangku, sering tuh ditanya sama keluarga besar. Apalagi kalo lagi menghadiri walimahannya sepupu, “Revi kapan nyusul?? Calonnya dah ada belum? Perasaan ndak pernah dibawa?” Atau lagi jadi panitia walimahan temannya, “Ant kapan Gus?? Jadi panitia mulu, kapan bentuk panitia?” Biasanya abangku cuma senyum aja, *yang sabar ya kak, :D*

Untuk saat ini, yang kuanggap pertanyaan sensitive itu adalah yang aku tuliskan di atas. Aku yakin deh, pasti banyak lagi pertanyaan sensitive lainnya. Nanti akan kita bahas di waktu yang akan datang, hehehe…

Aku sarankan ya, pertanyaan-pertanyaan yang meghampiri kita itu cukup diambil positifnya aja. Anggap saja mereka yang bertanya itu adalah mereka yang ingin menunjukkan perhatiannya, yang terkadang bagi kita itu bukan hal yang harusnya ia lakukan. Sebagai motivasi, agar kita terus bersemangat untuk mewujudkan apa yang ingin kita gapai. Ndak perlu stress atau jadi minder dengan pertanyaan tersebut. Adakalanya pertanyaan itu tak membutuhkan jawaban dengan kata-kata, waktu memiliki kuasa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Teruslah berdo’a padaNya agar ia melebihkan kesabaran pada kita untuk menghadapi tiap pertanyaan yang hadir, berharap ia akan memberikan waktu yang tepat untuk kita menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar